Menko Airlangga: Dunia Tak Baik-Baik Saja Akibat Perang Dagang Trump

Rabu, 09 April 2025 | 14:07:09 WIB
Foto: Menko Perekonomian Airlangga Hartanto

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi dunia sedang berada dalam situasi sulit akibat perang dagang yang dipicu kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini disampaikan dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, pada Selasa (8/4/2025).

Airlangga menyoroti fluktuasi pasar keuangan global yang tercermin dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, IHSG turun drastis 598,56 poin atau 9,19% ke level 5.912,06, bahkan memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). “Dunia sedang tidak baik-baik saja. IHSG negatif, tapi sudah menunjukkan tren positif,” ujarnya.

Nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian. Meski berfluktuasi, dolar AS terhadap rupiah bertahan di kisaran Rp 16.800-an. “Rupiah relatif terjaga. Dibandingkan negara lain seperti Jepang yang melemah hingga 50%, kita masih lebih baik. AS bahkan menuding beberapa negara sebagai pengendali mata uang untuk alasan hambatan non-tarif,” kata Airlangga. Ia menambahkan bahwa yield treasury, cadangan devisa, dan obligasi Indonesia masih relatif stabil.

Namun, Airlangga memperingatkan risiko resesi global yang kian meningkat. Harga komoditas strategis seperti minyak mentah (Brent) turun 28% ke US$ 60-an per barel, minyak sawit (CPO) anjlok 30%, dan batu bara merosot 24% ke US$ 97 per ton. “Hanya emas yang naik. Penurunan komoditas ini menunjukkan permintaan global melemah, dan kita harus waspada terhadap potensi resesi,” tegasnya.

Ketidakpastian ekonomi global (economic uncertainty) melonjak tajam, dengan probabilitas resesi dunia meningkat. Meski begitu, Airlangga menyebut risiko resesi di Indonesia relatif rendah, yakni 5%. Ia juga mencatat dampak lain seperti pelemahan mata uang di negara berkembang, retaliasi tarif dari China, dan gangguan rantai pasok global akibat kebijakan perdagangan yang tidak menentu.

Di tengah tantangan ini, Airlangga optimistis Indonesia memiliki fondasi kuat. Ia menyoroti peluncuran Bank Emas oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025 sebagai langkah strategis. “Bullion bank ini tepat waktu. Emas dan dolar adalah safe haven di masa resesi, dan kita punya emas. Ini memperkuat daya tahan kita,” ungkapnya. Penurunan harga komoditas seperti kedelai, gandum, CPO, dan beras juga dinilai membantu menjaga stabilitas dalam negeri.

Sebagai informasi, kebijakan tarif impor Trump menargetkan 100 mitra dagang AS, termasuk China (34%), Vietnam (46%), Kamboja (49%), Taiwan (32%), India (26%), Korea Selatan (25%), dan Indonesia (32%). Meski menghadapi tekanan, pemerintah yakin Indonesia mampu bertahan dan beradaptasi di tengah gejolak global ini.

(kkz/kkz)

Terkini