Kamis, 02 Oktober 2025

Dokter THT Ingatkan Bahaya Sound Horeg bagi Kesehatan Pendengaran

Dokter THT Ingatkan Bahaya Sound Horeg bagi Kesehatan Pendengaran
Dokter THT Ingatkan Bahaya Sound Horeg bagi Kesehatan Pendengaran

JAKARTA - Sound horeg, yang kini populer di kalangan masyarakat, terutama anak muda, menawarkan sensasi audio yang mengguncang. Namun, di balik hiburan tersebut, terdapat potensi bahaya yang dapat merusak pendengaran secara permanen. Menurut dr. Rizka Fakhriani, dosen dan Dokter Spesialis THT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), suara dengan intensitas tinggi pada sound horeg bisa merusak telinga bagian dalam, terutama sel-sel rambut di koklea. Kerusakan pada sel-sel ini bersifat permanen dan tidak bisa diperbaiki.

Dampak Negatif pada Kualitas Hidup
Kerusakan pendengaran akibat suara keras dari sound horeg dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan. Pendengaran yang sehat berperan penting dalam komunikasi, pendidikan, dan produktivitas kerja. Dr. Rizka menekankan bahwa kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang dalam jangka panjang. Terutama pada anak-anak dan remaja yang belum sepenuhnya memahami bahaya dari kebisingan tersebut.

Risiko bagi Anak Muda dan Kelompok Rentan
Anak muda menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kerusakan pendengaran akibat sound horeg. Mereka yang sering menghadiri acara keramaian seperti konser atau festival musik dengan suara keras sangat rentan terhadap gangguan pendengaran. Dr. Rizka mengingatkan bahwa meskipun setiap orang yang terpapar suara keras berisiko, kelompok yang paling terpengaruh adalah mereka yang sering berada di dekat sumber kebisingan tanpa melindungi telinga mereka.

Baca Juga

Rumput Sirkuit Mandalika Siap Sambut MotoGP Standar Dunia

Gejala Awal Gangguan Pendengaran
Paparan terhadap suara keras juga dapat memicu gejala awal gangguan pendengaran yang sering kali diabaikan. Gejala seperti telinga berdenging (tinnitus), telinga terasa penuh, penurunan kemampuan mendengar suara halus, serta peningkatan sensitivitas terhadap suara keras, adalah tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Jika tidak ditangani, gejala ini bisa berkembang menjadi gangguan pendengaran yang lebih serius dan permanen.

Langkah Preventif untuk Menjaga Kesehatan Pendengaran
Untuk mencegah kerusakan pendengaran akibat suara keras, dr. Rizka menyarankan agar masyarakat menggunakan alat pelindung telinga seperti earplug atau earmuff saat terpapar kebisingan, serta membatasi durasi paparan suara keras. Mengatur jarak aman dari sumber suara juga penting. Menurut dr. Rizka, untuk suara dengan intensitas 85 desibel, aman untuk terpapar selama 8 jam, sementara suara dengan intensitas 100 desibel hanya aman selama 15 menit. Dengan menjaga jarak dan durasi paparan suara, kita bisa menikmati hiburan tanpa merusak kualitas pendengaran.

Zahra

Zahra

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

100 Produk Kecantikan Terbaik 2025 Versi Sociolla Award

100 Produk Kecantikan Terbaik 2025 Versi Sociolla Award

Sea Moss, Tren Skincare Viral yang Bisa Dimakan

Sea Moss, Tren Skincare Viral yang Bisa Dimakan

DAVIENA Skincare Viral, Ini Status BPOM dan Varian Resminya

DAVIENA Skincare Viral, Ini Status BPOM dan Varian Resminya

Indonesia Tawarkan Investasi Wisata Kesehatan Premium ke Jepang

Indonesia Tawarkan Investasi Wisata Kesehatan Premium ke Jepang

Sendangasri Rembang Masuk 30 Besar Desa Wisata Nasional 2025

Sendangasri Rembang Masuk 30 Besar Desa Wisata Nasional 2025