Rabu, 01 Oktober 2025

Sensasi Unik Menyantap Tutut, Kuliner Tradisional yang Kembali Digemari Generasi Muda

Sensasi Unik Menyantap Tutut, Kuliner Tradisional yang Kembali Digemari Generasi Muda
Sensasi Unik Menyantap Tutut, Kuliner Tradisional yang Kembali Digemari Generasi Muda

JAKARTA - Banyak makanan tradisional yang sempat dianggap hanya disukai kalangan tertentu, tetapi seiring waktu justru kembali populer di semua lapisan masyarakat. Salah satunya adalah tutut, hidangan khas berbahan dasar keong sawah yang kini kembali naik daun.

Jika dulu tutut kerap dipandang sebagai makanan orang dewasa, kini kenyataannya sajian ini juga digemari anak muda. Kehadirannya di meja makan menghadirkan nostalgia sekaligus pengalaman baru yang tidak bisa ditemukan di kuliner modern.

Tutut, Cita Rasa Unik dari Sawah

Baca Juga

SpaceX Siap Luncurkan Uji Terbang Starship Ke-11

Tutut merupakan keong sawah yang diolah menjadi makanan dengan bumbu khas, biasanya pedas gurih. Tekstur dagingnya kenyal dan cita rasanya mampu memikat banyak orang yang pernah mencicipinya.

Namun, bukan hanya rasa yang membuat tutut menarik, tetapi juga cara menikmatinya. Tidak seperti makanan biasa yang langsung disantap, tutut harus dimakan dengan teknik tertentu. Hal ini justru menambah keseruan tersendiri.

Menurut Cicih, seorang pedagang tutut di daerah Cikutra, banyak pembeli yang datang mencari kuliner ini meskipun jumlah penjualnya semakin jarang. “Tutut agak susah mendapatkannya, karena itu sangat jarang yang berjualan,” ujar Cicih, Selasa, 30 September 2025.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa semakin sulitnya menemukan tutut di pasaran justru membuatnya semakin istimewa. Ketika ada pedagang yang menyediakan, tak jarang langsung diserbu pembeli.

Keseruan Menyantap Tutut

Bagi sebagian orang, terutama yang belum terbiasa, cara makan tutut memang bisa dianggap rumit. Namun justru inilah yang menjadi ciri khas dan daya tariknya.

Cicih menjelaskan, ada dua cara populer untuk menikmatinya. Pertama, dengan menyedot daging tutut langsung dari cangkangnya. Kedua, menggunakan alat bantu seperti biting atau garpu kecil untuk mengambil isinya. “Satu cara untuk makan tutut yaitu dengan disedot, ada juga dengan cara diculik menggunakan alat bantu seperti biting atau garpu,” tandasnya.

Kesulitan ini tidak membuat orang menyerah. Sebaliknya, banyak yang justru merasa lebih puas ketika berhasil menikmati isi tutut dengan sempurna. Ada sensasi kebersamaan ketika tutut disantap beramai-ramai, karena proses makannya mengundang interaksi dan canda tawa.

Dari Warung Kaki Lima Hingga Menu Andalan

Keberadaan tutut biasanya ditemukan di warung-warung kaki lima atau pedagang keliling. Harganya relatif terjangkau, sehingga bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Meski begitu, popularitasnya membuat tutut mulai masuk ke berbagai menu restoran daerah. Banyak tempat makan khas Sunda yang kini menjadikan tutut sebagai menu andalan, lengkap dengan variasi bumbu yang semakin beragam.

Ada tutut pedas manis, tutut bumbu kuning, hingga tutut rica-rica yang cocok untuk pecinta rasa pedas. Kreasi ini membuktikan bahwa makanan tradisional bisa beradaptasi mengikuti tren tanpa kehilangan jati dirinya.

Nilai Budaya dan Kenangan di Balik Tutut

Bagi sebagian masyarakat Jawa Barat, tutut bukan sekadar makanan. Ia adalah bagian dari kenangan masa kecil. Banyak yang mengingat masa lalu ketika berburu keong sawah setelah hujan, lalu dimasak bersama keluarga.

Kini, meski tak banyak orang lagi yang bisa mencarinya langsung di sawah, tutut tetap menjadi simbol kedekatan dengan tradisi. Makanan ini mengajarkan kesabaran, karena untuk menikmatinya perlu ketelatenan dan keterampilan.

Dalam setiap suapan tutut tersimpan cerita tentang kebersahajaan, tentang bagaimana masyarakat pedesaan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka untuk dijadikan santapan bergizi.

Tutut di Tengah Gempuran Kuliner Modern

Menariknya, di era modern di mana kuliner kekinian seperti minuman boba, ramen, atau pizza begitu mendominasi, tutut masih tetap punya penggemar setia. Bahkan, generasi muda mulai penasaran dan ikut menikmatinya, karena ingin merasakan sensasi unik yang tidak ditemukan pada makanan modern.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kuliner tradisional tetap bisa bertahan jika diwariskan dan dipromosikan dengan baik. Tutut menjadi bukti bahwa rasa autentik selalu punya tempat di hati penikmat makanan.

Tidak hanya mengenyangkan, tutut juga menjadi pengalaman sosial yang jarang didapatkan dari makanan cepat saji. Inilah yang membuatnya terus relevan di tengah perubahan zaman.

Tutut sebagai Identitas Kuliner Lokal

Di banyak daerah, makanan tradisional sering kali terlupakan karena kalah bersaing dengan tren global. Namun, tutut justru tetap bertahan karena memiliki keunikan yang sulit ditandingi.

Keistimewaannya bukan hanya pada rasa, tapi juga pada cara makan yang interaktif. Setiap cangkang tutut seolah mengajarkan bahwa kelezatan butuh usaha untuk mendapatkannya. Hal ini menjadikan tutut bukan sekadar kuliner, melainkan identitas budaya yang memperkuat rasa kebersamaan.

Tak heran jika tutut kini dianggap sebagai ikon kuliner lokal yang patut dilestarikan. Dengan dukungan generasi muda yang mulai meliriknya, tutut berpeluang besar terus hidup di tengah masyarakat.

Menutup Hari dengan Sepiring Tutut

Setiap makanan punya cerita, begitu pula dengan tutut. Dari sawah hingga meja makan, dari pedagang kecil hingga restoran, dari orang tua hingga generasi muda, semuanya punya alasan untuk mencintai kuliner ini.

Menikmati tutut bukan hanya soal rasa pedas gurih yang menggoda. Ia adalah pengalaman lengkap: kesabaran, kebersamaan, nostalgia, dan identitas budaya. Tak heran bila tutut tetap bertahan sebagai salah satu makanan khas yang dicintai lintas generasi.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Prediksi Napoli vs Sporting Lisbon Matchday 2 Liga Champions UEFA 2025/2026

Prediksi Napoli vs Sporting Lisbon Matchday 2 Liga Champions UEFA 2025/2026

Pertandingan Villarreal vs Juventus Liga Champions UEFA 2025/2026, 2 Oktober 2025

Pertandingan Villarreal vs Juventus Liga Champions UEFA 2025/2026, 2 Oktober 2025

5 Rekomendasi Kuliner Wajib Coba Saat Liburan di Bogor

5 Rekomendasi Kuliner Wajib Coba Saat Liburan di Bogor

Rekomendasi 5 Destinasi Tempat Menikmati Bakso di Makassar

Rekomendasi 5 Destinasi Tempat Menikmati Bakso di Makassar

Rekomendasi 18 Tempat Makan Enak Sekitar Alun-Alun Surabaya

Rekomendasi 18 Tempat Makan Enak Sekitar Alun-Alun Surabaya