Kamis, 02 Oktober 2025

Maharaksa Genjot Proyek Sampah Jadi Energi, Fokus ke PSN

Maharaksa Genjot Proyek Sampah Jadi Energi, Fokus ke PSN
Maharaksa Genjot Proyek Sampah Jadi Energi, Fokus ke PSN

JAKARTA - Transformasi besar dalam pengelolaan sampah tengah digarap serius oleh PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) sebagai strategi untuk menciptakan sumber pendapatan jangka panjang sekaligus mendukung agenda energi terbarukan nasional. 

Melalui pengembangan proyek waste to energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi listrik, perusahaan berupaya mengubah masalah lingkungan menjadi peluang ekonomi yang berkelanjutan — sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dan komitmen Danantara Investment.

Direktur Utama dan CEO OASA, Bobby Gafur Umar, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah mengantongi dua proyek fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) yang sudah melalui tahap penetapan pemenang lelang. Proyek pertama berlokasi di Jakarta Barat dengan kapasitas pengolahan sampah sebesar 2.000 ton per hari, sedangkan proyek kedua berada di Tangerang Selatan dengan kapasitas 1.100 ton per hari.

Baca Juga

Kilang Dumai Kendalikan Kebakaran Unit Produksi Secara Cepat

“Jadi kalau semua ini kita bisa melakukan pembangunan tahun depan, akhir 2028 paling lama awal tahun 2029 sudah bisa beroperasi 100%. Tentu saja [berkontribusi pada keuangan perusahaan dalam jangka panjang], itu kita punya kontrak selama 30 tahun,” ujar Bobby kepada Bisnis, Rabu (1 Oktober 2025).

Investasi Triliunan dan Target Energi dari Sampah

Proyek di Tangerang Selatan menjadi salah satu tonggak penting dalam ekspansi bisnis OASA. Melalui unit usahanya, PT Indoplas Energi Hijau (IEH), perseroan akan menggandeng perusahaan teknologi asal China, China Tianying Inc (CNTY), untuk membangun PSEL dengan nilai investasi mencapai Rp2,65 triliun.

Pembangkit ini ditargetkan beroperasi pada 2028 dan mencapai kapasitas penuh setahun kemudian. Ketika beroperasi penuh, fasilitas tersebut diproyeksikan menghasilkan 23 megawatt (MW) listrik dari pengolahan 1.100 ton sampah per hari.

Sementara itu, proyek di Jakarta telah menyelesaikan tahap feasibility study (FS) dan bersiap menuju fase konstruksi pada tahun depan. Apabila berjalan sesuai rencana, kedua proyek tersebut akan menjadi kontributor penting terhadap pendapatan jangka panjang OASA.

Potensi Besar dari 70 Juta Ton Sampah

Di balik langkah ekspansif ini, Bobby menyoroti potensi besar yang belum tergarap dari sektor pengelolaan sampah nasional. Saat ini, Indonesia menghasilkan 70 juta ton sampah per tahun, namun sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal. Selain menjadi ancaman pencemaran lingkungan, persoalan sampah juga berdampak pada kesehatan masyarakat.

Dengan latar belakang tersebut, proyek WTE menjadi solusi strategis yang tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru. Pemerintah pun memberikan dukungan penuh dengan menetapkan proyek WTE sebagai bagian dari Program Strategis Nasional (PSN).

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) terkait WTE yang tengah difinalisasi, pemerintah akan memperluas lokasi proyek dari 12 kota menjadi 33 kota. Perpres tersebut juga akan menghadirkan solusi atas kendala utama pengembangan proyek WTE, yaitu keterbatasan kemampuan pemerintah daerah dalam membayar tipping fee kepada pengelola sampah.

Sebagai gantinya, tipping fee akan digantikan dengan skema penjualan listrik sebesar 20 sen dolar AS per kilowatt hour (kWh).

“Ini kan masuk PSN, jadi program yang akan terus berkembang ke depannya. Danantara, berdasarkan Perpres mendapatkan mandat untuk menyelesaikan ini,” tegas Bobby.

Danantara Siapkan Pendanaan Jumbo

Dukungan finansial juga datang dari Danantara Investment. Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, memaparkan bahwa kebutuhan pendanaan untuk satu proyek PSEL dengan kapasitas 1.000 ton per hari mencapai Rp2 triliun–Rp3 triliun. Dengan rencana pembangunan 33 proyek di berbagai kota, total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp66 triliun–Rp99 triliun.

Sebagai langkah awal, Danantara akan memulai proyek PSEL pada akhir Oktober 2025. Dari total 33 lokasi prioritas, tahap awal akan dimulai di Jakarta yang akan memiliki 4–5 lokasi PSEL. Proyek berikutnya akan dikembangkan di Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, serta beberapa wilayah seperti Bekasi dan Tangerang.

PLN Siap Menjadi Offtaker

Dukungan terhadap proyek WTE juga datang dari sisi hilir. PT PLN (Persero) menyatakan kesiapannya menjadi offtaker atau pembeli listrik dari PSEL meskipun tarifnya lebih tinggi dibandingkan sumber energi lainnya.

“Maka dengan adanya Perpres tentang WTE [yang sedang digodok], kami siap menjalankannya. Kami akan memastikan nantinya harganya sesuai dengan arahan Perpres, ada indikasi 20 sen per kWh,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prajodjo.

Tantangan dari Kinerja Keuangan

Meski memiliki prospek cerah dari proyek jangka panjang, kondisi keuangan OASA saat ini masih menghadapi tekanan. Laporan keuangan semester I/2025 mencatat pendapatan usaha neto turun dari Rp39,93 miliar menjadi Rp24,50 miliar. Beban pokok pendapatan juga naik dari Rp19,63 miliar menjadi Rp20,88 miliar, sehingga laba kotor susut signifikan dari Rp20,29 miliar menjadi Rp3,62 miliar.

Penurunan pendapatan tersebut disebabkan tidak dilaksanakannya segmen jasa konsultasi dan penjualan barang pada periode berjalan. Akibatnya, OASA membukukan rugi bersih Rp15,47 miliar, berbalik dari laba bersih Rp1,13 miliar pada semester I/2024.

Meski masih dibayangi tantangan kinerja keuangan jangka pendek, langkah strategis OASA melalui proyek waste to energy menunjukkan arah transformasi yang ambisius. Didukung oleh regulasi pemerintah, pendanaan Danantara, dan komitmen PLN sebagai offtaker, proyek ini diharapkan menjadi penggerak utama pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang sekaligus solusi berkelanjutan terhadap permasalahan sampah nasional.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kandungan Etanol Bikin Vivo dan BP Urung Beli BBM Pertamina

Kandungan Etanol Bikin Vivo dan BP Urung Beli BBM Pertamina

Penjualan KOKA Anjlok Drastis di Tengah Rencana Akuisisi Ningbo

Penjualan KOKA Anjlok Drastis di Tengah Rencana Akuisisi Ningbo

Mahaka dan Tencent Cloud Dorong Komersialisasi Pustaka Audio AI

Mahaka dan Tencent Cloud Dorong Komersialisasi Pustaka Audio AI

SPBU Swasta Batalkan Pembelian BBM Pertamina Karena Etanol

SPBU Swasta Batalkan Pembelian BBM Pertamina Karena Etanol

Pertamina Dumai Pastikan Operasional Aman Usai Kebakaran Terkendali

Pertamina Dumai Pastikan Operasional Aman Usai Kebakaran Terkendali