Batas Waktu Aman Simpan Makanan Matang di Ruang
JAKARTA - Keracunan makanan menjadi salah satu risiko yang muncul ketika makanan tidak disimpan dengan benar. Di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bakteri Salmonella tercatat sebagai penyebab utama kasus keracunan pada konsumsi makan bergizi gratis (MBG).
Kontaminasi bakteri bisa terjadi saat proses penyiapan hingga penyajian makanan memakan waktu terlalu lama. Semakin lama makanan berada pada suhu ruang tanpa pengawasan, peluang bakteri berkembang biak semakin tinggi.
Risiko Bakteri Salmonella dan Penyimpanan Makanan
Baca Juga
Menurut Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Barat, Ryan Bayusantikan Ristandi, makanan yang disimpan lebih dari enam jam pada suhu ruang memiliki risiko tinggi terkontaminasi bakteri. Pernyataan ini disampaikan di Bandung, Minggu, 28 September 2025.
Untuk mencegah keracunan, higienitas dalam proses pengolahan hingga penyajian menjadi kunci utama. Tidak hanya kebersihan saat memasak, cara menyimpan makanan juga menentukan aman atau tidaknya makanan untuk dikonsumsi.
Makanan yang sudah dimasak memang bisa disimpan dalam suhu ruang, tetapi ada batas waktu yang perlu diperhatikan agar tetap aman. Zona suhu tertentu memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat, sehingga konsumsi makanan yang terlalu lama berisiko.
Ahli keamanan pangan, Catie Beauchamp, menjelaskan bahwa bakteri seperti Salmonella dan E.coli dapat menggandakan jumlahnya setiap 20 menit jika berada pada zona suhu bahaya, yaitu antara 5–60 derajat Celsius.
Batas aman penyimpanan makanan matang di suhu ruang adalah maksimal dua jam. Jika melebihi waktu tersebut, makanan harus dikonsumsi segera, disimpan di kulkas, atau dibuang agar tidak membahayakan kesehatan.
Pada hari yang lebih panas, waktu aman bahkan lebih singkat, yaitu hanya 60 menit. Suhu ruang yang hangat mempercepat pertumbuhan bakteri dan meningkatkan risiko keracunan.
Tips Menyimpan Makanan Agar Tetap Aman
Salah satu solusi praktis adalah menyimpan makanan dalam kulkas setelah dimasak. Dengan pendinginan, pertumbuhan bakteri dapat ditekan sehingga makanan tetap aman dikonsumsi dalam waktu yang lebih lama.
Selain itu, pastikan makanan tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan sekitar. Peralatan makan dan wadah penyimpanan juga harus bersih dan bebas dari bakteri.
Penting juga memperhatikan makanan yang mudah rusak, seperti produk olahan susu, daging, dan lauk pauk. Makanan jenis ini lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri jika disimpan terlalu lama di suhu ruang.
Memahami batas waktu aman penyimpanan makanan dapat mencegah keracunan yang tidak diinginkan. Kesadaran ini juga membantu masyarakat lebih teliti dalam menyiapkan makanan, terutama untuk acara bersama atau distribusi makanan bergizi gratis.
Dengan memperhatikan suhu, waktu penyimpanan, dan kebersihan, risiko keracunan akibat bakteri Salmonella atau E.coli dapat diminimalkan. Langkah-langkah sederhana ini memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat.
Penyimpanan makanan yang benar bukan hanya soal keamanan, tetapi juga menjaga kualitas nutrisi dan rasa makanan. Makanan yang tersimpan terlalu lama di suhu ruang dapat kehilangan cita rasa dan kandungan gizi penting.
Kesadaran terhadap batas waktu penyimpanan juga bisa diterapkan di rumah maupun lingkungan kerja. Dengan demikian, risiko keracunan dan masalah kesehatan lain dapat dicegah secara efektif.
Makanan yang aman dikonsumsi berarti masyarakat dapat menikmati santapan tanpa khawatir sakit. Pengetahuan mengenai zona suhu bahaya, waktu penyimpanan maksimal, dan langkah higienis menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan keluarga dan komunitas.
Rekomendasi
