
JAKARTA - PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu, mencatatkan lonjakan pendapatan tiga kali lipat pada semester I/2025, mencapai US$2,91 miliar, dibandingkan US$866,49 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini menjadi sorotan karena tidak hanya mengubah posisi pendapatan, tetapi juga berdampak signifikan pada struktur laba bersih perusahaan.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa lonjakan pendapatan TPIA sebagian besar ditopang oleh segmen operasi baru, yakni kilang minyak, yang menyumbang US$1,16 miliar.
Baca JugaKilang Dumai Kendalikan Kebakaran Unit Produksi Secara Cepat
Sementara itu, segmen kimia tetap menjadi kontributor utama dengan US$2,16 miliar, dan infrastruktur memberikan kontribusi US$103,24 juta, setelah dikurangi eliminasi sebesar US$521,09 juta.
Beban Produksi Meningkat, Laba Bersih Tercapai
Meskipun pendapatan melonjak, beban pokok produksi TPIA ikut meningkat drastis, tumbuh 248,45% YoY menjadi US$2,97 miliar, mayoritas berasal dari biaya pokok produksi sebesar US$2,87 miliar.
Kenaikan beban ini sempat membuat TPIA menelan rugi kotor US$61,12 juta, berbalik dari laba kotor US$12,84 juta pada semester I/2024.
Namun, setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lain, TPIA berhasil mencatat laba bersih sebesar US$1,26 miliar, kembali ke zona positif dari rugi bersih US$47,06 juta pada semester I/2024.
Perolehan laba ini didukung oleh keuntungan pembelian dengan diskon atau negative goodwill dari akuisisi, yang mencapai US$1,77 miliar, sehingga laba sebelum pajak mencapai US$1,57 miliar.
Chief Financial Officer TPIA, Andre Khor, menegaskan faktor kunci di balik keberhasilan ini.
"Kontributor utama pencapaian ini adalah pencatatan keuntungan dari pembelian dengan harga rendah (bargain purchase accounting) atau negative goodwill yang berasal dari akuisisi tersebut," ujar Andre.
Akuisisi Strategis Aster Chemicals
Keberhasilan TPIA dalam membalikkan kinerja keuangan tak lepas dari akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. (ACE) dari Shell pada 1 April 2025 dengan biaya minim.
Total harga akuisisi US$253,74 juta dibayarkan oleh anak usaha TPIA, CAPGC Pte. Ltd., di mana TPIA membayar US$202,99 juta sesuai kepemilikan 80% saham CAPGC, dan Glencore Asian Holdings membayar US$50,74 juta untuk sisa 20%.
Setelah transaksi, saham Shell Singapore Energy Park Pte. Ltd. menjadi milik penuh TPIA dan Glencore, dan CAPGC mengubah nama menjadi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. (ACE).
Menurut manajemen, akuisisi ini diproyeksikan dapat meningkatkan pendapatan TPIA hingga lima kali lipat antara 2025 dan 2026, memberikan dorongan strategis untuk pertumbuhan jangka menengah.
Ekspansi Kapasitas Produksi
Tidak hanya akuisisi, TPIA juga melakukan ekspansi kapasitas produksi. Kapasitas output kilang minyak dan petrokimia diproyeksikan meningkat dua kali lipat, dari 4,23 juta ton pada 2024 menjadi 8,5 juta ton pada 2025. Kontribusi signifikan datang dari:
Bitumen: 1.430 KT
Gasoil: 2.969 KT
Gasoline: 1.639 KT
Bahan bakar: 1.727 KT
Produk lain: 735 KT
Andre Khor menekankan bahwa ekspansi ini mencerminkan nilai tambah luar biasa dari aksi korporasi TPIA, yang tidak hanya mendorong kinerja tetapi juga memperkuat struktur neraca keuangan.
"Hal tersebut mencerminkan nilai tambah yang luar biasa dari aksi korporasi kami baru-baru ini, yang tidak hanya mendorong kinerja kami namun juga memperkuat struktur neraca keuangan," jelas Andre.
Dampak Strategis dan Prospek
Kombinasi akuisisi strategis dan ekspansi kapasitas memberikan TPIA keunggulan kompetitif di industri petrokimia dan energi. Positifnya, perusahaan kini memiliki:
Diversifikasi pendapatan melalui kilang minyak dan segmen kimia yang kuat.
Laba bersih signifikan yang dapat mendukung ekspansi lebih lanjut dan memperkuat posisi neraca.
Basis produksi lebih besar, memungkinkan perusahaan menangkap peluang pasar global dan domestik.
Dengan langkah ini, TPIA siap menghadapi tantangan harga bahan baku dan volatilitas pasar, sekaligus memperkuat portofolio produk petrokimia yang kini lebih beragam dan terintegrasi.
Kesimpulan
Semester I/2025 menjadi titik balik bagi TPIA. Pendapatan naik tiga kali lipat, laba bersih kembali positif, dan ekspansi kapasitas memberikan pijakan strategis bagi pertumbuhan jangka panjang.
Keberhasilan ini menegaskan bahwa akuisisi cerdas dan strategi operasional yang tepat dapat membalikkan performa finansial perusahaan, bahkan di tengah tekanan biaya produksi yang tinggi.
Bagi Prajogo Pangestu dan manajemen TPIA, kombinasi akuisisi Aster Chemicals, ekspansi kilang minyak, dan penguatan segmen kimia menjadi resep sukses yang menegaskan TPIA sebagai pemain utama di industri petrokimia dan energi Indonesia.

Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Pertamina Dumai Pastikan Operasional Aman Usai Kebakaran Terkendali
- Kamis, 02 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Wings Air Tambah Jadwal Penerbangan Surabaya-Banyuwangi
- 02 Oktober 2025
2.
Denpasar Mulai Proyek Infrastruktur Strategis Tahun 2025
- 02 Oktober 2025
3.
Kementerian PU Rampungkan Embung Dieng Dukung Pertanian Wisata
- 02 Oktober 2025
4.
Ramalan Empat Zodiak Ini Bisa Membawa Suasana Lebih Bahagia
- 02 Oktober 2025
5.
DNA Nenek 117 Tahun Ungkap Rahasia Panjang Umur Manusia
- 02 Oktober 2025