Program Sekolah Rakyat Berasrama Dorong Generasi Unggul dan Lindungi Anak Rentan
- Kamis, 09 Oktober 2025

JAKARTA - Pemerintah berkomitmen melanjutkan program Sekolah Rakyat (SR) Berasrama sebagai strategi untuk memutus rantai kemiskinan. Program ini memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera di seluruh Indonesia.
Inisiatif ini digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan dijalankan di bawah koordinasi Kementerian Sosial (Kemensos) dengan dukungan penuh dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Analis Madya Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Roni Parasian, menjelaskan program ini mengoptimalkan anggaran lintas kementerian sehingga penyelenggaraannya tetap efisien.
“Pemerintah mampu mengombinasikan berbagai program yang ada, sehingga Sekolah Rakyat tidak akan membebani APBN. Semua program Presiden tetap berjalan beriringan,” ujarnya dalam diskusi publik ‘APBN 2026: Membangun Generasi Unggul’.
Baca JugaTito Karnavian Optimalkan Pengawasan Daerah dengan Tiga Wakil Menteri Kemendagri
Fase awal program, yakni Sekolah Rakyat Rintisan, telah dimulai pada tahun ajaran 2025/2026. Pemerintah memanfaatkan fasilitas negara yang direnovasi, sambil menargetkan pembangunan gedung khusus mulai 2026 dan memperluas jangkauan hingga 2029.
Saat ini, sudah terdapat 165 sekolah rintisan yang beroperasi di seluruh Indonesia. Sekjen Kemensos, Robben Rico, menambahkan bahwa program ini lahir dari kesadaran atas lambatnya penurunan angka kemiskinan dan tingginya jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS).
Solusi bagi Anak Tidak Sekolah dan Lingkungan Rentan
Di Jawa Timur, terdapat lebih dari 400.000 anak usia SMA yang tidak bersekolah karena masalah ekonomi. “Sebagian besar putus sekolah karena alasan ekonomi. Program Sekolah Rakyat diharapkan menjawab persoalan tersebut melalui pendidikan gratis berasrama yang komprehensif,” ujar Robben.
Konsep berasrama dianggap penting untuk memberikan perlindungan ekstra bagi anak-anak dari lingkungan yang keras dan rentan. Pengamat pendidikan, Ina Liem, menekankan bahwa sekolah reguler tidak cukup. Anak-anak perlu lingkungan aman dan terproteksi 24 jam agar bisa fokus belajar.
Kepala SMA Rakyat 10 Jakarta, Ratu Mulyanengsih, menyoroti peran Sekolah Rakyat sebagai ruang aman bagi remaja yang rentan. “Banyak siswa kami korban kekerasan dan berasal dari lingkungan keras. Sekolah ini hadir untuk memutus rantai kemiskinan dan kekerasan,” ujarnya.
Program ini juga memperkuat aspek pendidikan karakter. Anak-anak dibimbing tidak hanya untuk menguasai ilmu akademik, tetapi juga membangun kemandirian, disiplin, dan kesadaran sosial.
Kolaborasi Lintas Kementerian dan Lembaga
Sekolah Rakyat Berasrama menjadi contoh nyata kolaborasi lintas kementerian dan lembaga pemerintah. Kemensos sebagai koordinator utama bekerja sama dengan Kemenkeu untuk memastikan program berjalan efektif dan berkelanjutan.
Optimalisasi anggaran menjadi fokus utama agar program tidak membebani APBN. Langkah ini juga memastikan bahwa setiap sekolah rintisan mampu menampung anak-anak dari berbagai daerah dengan fasilitas yang memadai.
Selain itu, pemerintah menargetkan pembangunan gedung khusus agar fasilitas belajar dan asrama semakin memadai. Hal ini juga diharapkan memperluas jangkauan program ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil.
Dampak Positif terhadap Pendidikan dan Sosial
Sekolah Rakyat Berasrama berpotensi menurunkan angka putus sekolah secara signifikan. Program ini memberi kesempatan bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan hingga tingkat menengah dan tinggi.
Lingkungan belajar yang aman dan berasrama juga membantu mengurangi risiko eksploitasi dan kekerasan. Anak-anak bisa fokus belajar tanpa tekanan dari kondisi sosial yang sulit.
Selain itu, Sekolah Rakyat Berasrama mendorong pengembangan kompetensi sosial dan keterampilan hidup. Anak-anak diajarkan untuk mandiri, disiplin, dan bekerja sama dalam lingkungan yang mendukung.
Target Jangka Panjang dan Visi Indonesia Emas 2045
Dengan semangat kolaborasi lintas lembaga, pemerintah menargetkan Sekolah Rakyat Berasrama menjadi instrumen utama dalam mempercepat pengentasan kemiskinan. Program ini juga mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan membangun generasi unggul.
Pemerintah menekankan pentingnya kesinambungan program agar manfaatnya terasa dalam jangka panjang. Dengan pendekatan yang terstruktur dan berfokus pada anak-anak dari keluarga rentan, Sekolah Rakyat Berasrama diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas.
Selain itu, keberadaan sekolah berasrama memungkinkan anak-anak dari seluruh pelosok negeri memiliki akses pendidikan setara. Hal ini sekaligus memperkuat pemerataan kesempatan belajar dan menyiapkan generasi penerus bangsa yang siap bersaing.
Program Sekolah Rakyat Berasrama adalah upaya strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Dengan kolaborasi lintas kementerian, fasilitas berasrama, dan fokus pada anak-anak dari keluarga prasejahtera, program ini menjadi langkah nyata membangun generasi unggul Indonesia.
Program ini tidak hanya menyediakan pendidikan gratis, tetapi juga menciptakan lingkungan aman dan mendukung bagi anak-anak rentan. Dengan target jangka panjang hingga 2029, Sekolah Rakyat Berasrama diharapkan menjadi salah satu instrumen utama menuju Indonesia Emas 2045.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Tragedi HUT TNI: Dua Prajurit Gugur, Pengabdian dan Risiko Profesi Disorot
- Kamis, 09 Oktober 2025
Transformasi Pendidikan di Aceh, Sekolah Garuda Cetak Pemimpin Masa Depan
- Kamis, 09 Oktober 2025
Kemenkeu Setujui Penambahan Anggaran TKD 2026 Setelah Protes Gubernur
- Kamis, 09 Oktober 2025
Magang Hub Kemnaker Kembali Gangguan, Peserta Tetap Bisa Daftar Hingga 12 Oktober
- Kamis, 09 Oktober 2025
Update Harga Sembako di Jawa Timur Hari Ini, 9 Oktober 2025 Masih Stabil
- Kamis, 09 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Xavier Marks Dorong Perluasan Pasar Properti Indonesia
- 09 Oktober 2025
2.
Lelang Merchandise MotoGP Mandalika Hasilkan Rp63 Juta
- 09 Oktober 2025
3.
Optimisme Penerbitan Obligasi Multifinance Hingga Akhir Tahun
- 09 Oktober 2025
4.
Rupiah Bergerak Dinamis, Peluang Penguatan Masih Terbuka
- 09 Oktober 2025