JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) menunjukkan langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan menggelar kegiatan Seremonial Penanaman Pohon di Nursery Rimba Satwa Foundation (RSF) Rangau Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Mengusung tema “Menumbuhkan Harapan, Menghijaukan Jalur Gajah”, kegiatan ini menjadi simbol kolaborasi berbagai pihak dalam upaya melestarikan habitat gajah Sumatera yang wilayah jelajahnya melintasi ruas Tol Pekanbaru–Dumai (Permai).
Kegiatan yang berlangsung ini melibatkan RSF, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, pemerintah daerah, masyarakat Desa Pinggir, dan komunitas konservasi lokal.
Baca JugaPemberdayaan Ultra Mikro Buka Peluang Ekonomi di Akar Rumput
Acara dibuka oleh Zulmi Gusrul, S.Pi, Kepala Seksi Bidang 2 Seksi Konservasi Wilayah 3 BBKSDA Riau, dan diisi dengan laporan program dari RSF serta Camat Pinggir terkait pelaksanaan konservasi di lapangan.
Sinergi Multipihak Jaga Jalur Migrasi Gajah Sumatera
Kegiatan utama dalam acara tersebut adalah serah terima dan penanaman simbolis bibit pohon dari Hutama Karya kepada masyarakat Dusun Bahorok, Desa Pinggir.
Sebanyak 30 peserta ikut terlibat langsung dalam penanaman bibit pohon, sebagai bagian dari komitmen bersama menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar kawasan jalan tol.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan bahwa program ini merupakan wujud keseriusan perusahaan dalam menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Perhatian kami terhadap keberlanjutan lingkungan juga difokuskan pada perlindungan habitat gajah Sumatera yang wilayah jelajahnya melintasi area pembangunan jalan tol,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Langkah ini menjadi tindak lanjut dari kajian koridor Terowongan Gajah Balai Raja dan strategi konservasi yang dijalankan RSF.
Kajian tersebut menunjukkan pentingnya pemantauan pergerakan dua gajah bernama Codet dan Getar, yang kerap melintas di area sekitar Balai Raja dan pagar tol.
Selain memantau aktivitas gajah, pembinaan habitat di sekitar terowongan bawah (underpass) juga dilakukan agar gajah terbiasa menggunakan jalur aman.
Tujuannya adalah mencegah terjadinya insiden gajah yang melintas langsung di atas jalan tol, yang bisa membahayakan keselamatan satwa maupun pengguna jalan.
Langkah Nyata: Penanaman Vegetasi, Salt Lick, dan Kamera Trap
Dalam program penguatan konservasi gajah di Jalan Tol Pekanbaru–Dumai, Hutama Karya bersama RSF mengimplementasikan sejumlah langkah konkret.
Beberapa di antaranya adalah penanaman vegetasi pakan alami seperti rumput gajah, pisang, dan bambu, serta pemberian mineral garam (salt lick) sebagai nutrisi tambahan bagi satwa liar.
Selain itu, kamera trap dipasang untuk memantau pergerakan gajah di sekitar pagar jalan tol dan area terowongan.
Langkah ini menjadi bagian penting dari sistem pengawasan yang berfungsi mendeteksi keberadaan gajah secara real-time, guna mencegah konflik antara manusia dan satwa.
Menariknya, program ini juga mencakup penanaman tanaman penghalang alami berupa jeruk liar, yang dikenal tidak disukai gajah.
Strategi ini digunakan untuk mencegah gajah mendekati jalur atas jalan tol dan mengarahkan mereka agar tetap melintasi underpass yang telah disediakan.
Sebagai tambahan, Hutama Karya menanam 1.000 bibit rumput odot sebagai sumber pakan baru, 200 bibit pohon jeruk berduri sebagai tanaman penyisip, dan 20 bibit durian premium yang akan ditanam oleh masyarakat sekitar Jalan Tol Permai.
Selain menjaga lingkungan, langkah ini juga memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat lokal.
Dukungan Pemerintah dan Komitmen ESG Hutama Karya
Kepala Seksi Bidang 2 Seksi Konservasi Wilayah 3 BBKSDA Riau, Zulmi Gusrul, S.Pi, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.
“Semoga kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan memberikan hasil yang berkelanjutan,” ucapnya.
Program ini menegaskan komitmen Hutama Karya terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), khususnya pada pilar lingkungan (Environmental) dan sosial (Social).
Melalui kegiatan ini, perusahaan berupaya menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur strategis dan kelestarian ekosistem alami.
Kegiatan konservasi di jalur Tol Permai ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-13 dan ke-15, yakni Climate Action dan Life on Land.
Kedua poin tersebut menekankan pentingnya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan keanekaragaman hayati, termasuk habitat satwa endemik seperti gajah Sumatera.
Mardiansyah menegaskan bahwa Hutama Karya tidak hanya fokus pada penyediaan infrastruktur fisik, tetapi juga pada tanggung jawab sosial dan ekologis di setiap proyeknya.
“Hutama Karya akan terus bersinergi membangun keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan kelestarian melalui kolaborasi, kepedulian, dan aksi berkelanjutan,” tegasnya.
Sinergi Konservasi untuk Masa Depan Ekosistem Riau
Upaya konservasi di jalur Tol Pekanbaru–Dumai menjadi contoh sinergi antara perusahaan, lembaga pemerintah, komunitas lokal, dan organisasi konservasi dalam menjaga ekosistem Riau.
Melalui penanaman pohon, pembinaan habitat, serta pemantauan gajah, inisiatif ini tidak hanya berdampak pada perlindungan satwa, tetapi juga memberikan manfaat sosial bagi masyarakat sekitar.
Dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan penghijauan dan penanaman vegetasi produktif, Hutama Karya memastikan bahwa program konservasi ini memiliki efek ekonomi berkelanjutan.
Masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari solusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Langkah nyata seperti ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur tidak harus mengorbankan alam.
Sebaliknya, jika dilakukan dengan perencanaan matang dan kolaborasi lintas sektor, pembangunan justru dapat menjadi motor pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi Infrastruktur dan Alam yang Seimbang
Melalui kegiatan penanaman pohon di jalur Tol Pekanbaru–Dumai, Hutama Karya menegaskan bahwa keberlanjutan bukan hanya slogan, tetapi tindakan nyata.
Komitmen ini mencerminkan upaya perusahaan untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian alam, terutama habitat gajah Sumatera yang kian terdesak.
Dengan dukungan pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat, program ini diharapkan menjadi model konservasi terintegrasi di sektor infrastruktur nasional—mewujudkan keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Program Cek Kesehatan Gratis 2025 Ungkap Masalah Kurang Aktivitas Fisik
- Rabu, 05 November 2025
Selvi Gibran Dorong Kemandirian Ekonomi UMKM Papua Barat Lewat Bantuan
- Rabu, 05 November 2025
Sjafrie Sjamsoeddin Tekankan TNI Harus Jadi Tentara Rakyat yang Profesional
- Rabu, 05 November 2025
Upaya Indonesia Memimpin Harmonisasi Standar Laboratorium Pengujian Halal Internasional
- Rabu, 05 November 2025











.jpg)

