JAKARTA - Di sudut kota atau desa, aroma manis kue putu selalu menarik perhatian. Bunyi desisan pengukus yang khas menambah pengalaman menikmati camilan tradisional ini.
Gula jawa dan kelapa parutnya menghadirkan rasa manis gurih yang sulit dilupakan. Kue putu bukan hanya makanan, tetapi bagian dari budaya yang hidup di pasar tradisional dan gerobak kaki lima.
Sejarah dan Perjalanan Kue Putu di Indonesia
Baca JugaTeh Daun Alpukat Memberikan 7 Manfaat Antioksidan dan Kulit Sehat
Kue putu telah dikenal luas sejak lama dan memiliki akar budaya yang mendalam. Dilansir dari jurnal Nostalgia Rasa, kue ini berasal dari China pada masa Dinasti Ming dengan nama Xianroe Xiao.
Kue tersebut awalnya terbuat dari tepung beras berisi kacang hijau dan dicetak menggunakan bambu lalu dikukus. Di Indonesia, kue putu tercatat dalam naskah Serat Chentini pada tahun 1814 di Kerajaan Mataram.
Sejak saat itu, putu menjadi camilan populer yang dikenal dengan tekstur lembut dan aroma harum. Meski penjualnya kini jarang ditemui, kue ini tetap menyimpan kenangan manis masa kecil banyak orang.
Resep dan Cara Membuat Kue Putu
Bahan utama kue putu adalah tepung beras, gula merah, dan kelapa parut, dengan daun pandan untuk aroma tambahan. Adonan dimasukkan ke cetakan bambu kecil dan dikukus hingga matang, menghasilkan tekstur khas butiran putu.
Langkah pertama adalah menyiapkan kukusan dan memanaskan air hingga uap cukup. Campur tepung beras dengan garam, ayak hingga halus, lalu masukkan sedikit kelapa parut di dasar cetakan.
Isi cetakan dengan gula merah serut, lalu tutup dengan tepung beras hingga hampir penuh. Kukus selama 10-15 menit hingga matang, angkat, dan sajikan hangat dengan taburan kelapa parut.
Ragam Variasi Kue Putu di Nusantara
Selain putu bambu, terdapat putu ayu, putu mayang, dan putu bugis yang menggunakan ketan hitam. Setiap varian memiliki waktu jual dan cara penyajian berbeda, misalnya putu bugis biasanya dijual pagi hari sebagai sarapan.
Putu bambu lebih sering dinikmati sore hingga malam hari sebagai camilan santai. Setiap gigitan gula jawa hangat membawa nostalgia masa kecil dan cerita lintas generasi.
Kue Putu dan Peranannya dalam Tradisi Lokal
Anak-anak dulu berlarian mengejar abang penjual putu yang bersepeda. Kini orang dewasa mengenangnya sebagai momen hangat yang menghubungkan generasi melalui rasa dan aroma.
Mendukung penjual kue putu berarti menjaga mata pencaharian tradisional sekaligus melestarikan kekayaan kuliner lokal. Kue putu tetap relevan di tengah modernisasi, bersaing dengan makanan cepat saji, namun tetap sederhana dan memikat.
Praktis, Ramah Kantong, dan Menarik untuk Wisata Kuliner
Kue putu cocok sebagai camilan harian maupun oleh-oleh wisata. Selain lezat, camilan ini bisa menjadi bahan diskusi bagi pelaku wisata yang ingin menghadirkan pengalaman kuliner autentik.
Bila berjalan-jalan sore, dengarkan suara khas pengukus kue putu. Di balik desisan uapnya, terdapat rasa manis sederhana yang menyimpan cerita panjang tentang tradisi dan kenangan.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Update Terbaru Jadwal Kapal Pelni Rute Kumai Surabaya November 2025
- Jumat, 07 November 2025
Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Jumat 7 November 2025 Terbaru Hari Ini
- Jumat, 07 November 2025
Berita Lainnya
Resep Kue Putu Bambu, Camilan Manis yang Menghadirkan Nostalgia Masa Kecil
- Jumat, 07 November 2025
Terpopuler
1.
2.
Proyek DME Jadi Pilar Strategi Substitusi LPG Nasional Segera
- 07 November 2025
3.
BNI Perkuat Pembiayaan UMKM Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
- 07 November 2025
4.
Apindo Inginkan Upah Minimum 2026 Sesuai Produktivitas Industri
- 07 November 2025
5.
Wamendag Roro Dorong IEU-CEPA Tingkatkan Daya Saing Indonesia
- 07 November 2025












