JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah kembali dibuka di zona pelemahan pada Jumat, seiring meningkatnya tekanan dari pasar global.
Pada awal sesi perdagangan, rupiah tergelincir 0,05% dan berada di posisi Rp16.662 per dolar AS. Data Bloomberg mencatat bahwa pada saat yang sama indeks dolar AS justru naik tipis 0,02% ke level 99,00, memberikan tekanan tambahan pada mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pelemahan rupiah kali ini juga berlangsung setelah pada perdagangan sebelumnya, Kamis (4/12/2025), mata uang Garuda ditutup melemah 0,15% di level Rp16.653 per dolar AS. Tren negatif ini sekaligus menjadi lanjutan dari tekanan eksternal yang belum mereda.
Baca Juga
Sama seperti rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya ikut terseret. Dolar Taiwan tercatat melemah 0,08%, peso Filipina turun 0,11%, dan ringgit Malaysia melemah 0,09%. Meski demikian, sejumlah mata uang regional lainnya justru bergerak berlawanan.
Yen Jepang naik 0,03%, dolar Singapura menguat 0,03%, won Korea Selatan naik 0,16%, yuan China menguat 0,02%, dan rupee India memimpin penguatan dengan kenaikan 0,24%.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat
Direktur PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah bergerak fluktuatif sepanjang sesi perdagangan. Meski begitu, ia memperkirakan rupiah pada akhirnya tetap berpotensi ditutup melemah di rentang Rp16.650–Rp16.690 per dolar AS.
Sentimen eksternal disebut menjadi pendorong utama fluktuasi rupiah. Pasar kini semakin yakin bahwa The Fed akan mengambil langkah pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat.
Mengacu pada CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan mendatang telah mencapai 90%, menandakan ekspektasi pasar yang sangat kuat terhadap perubahan kebijakan.
Data tenaga kerja di AS juga memperkuat keyakinan tersebut. Laporan ketenagakerjaan ADP menunjukkan penyusutan tenaga kerja swasta sebanyak 32.000 pada November. Kondisi ini memberi dorongan tambahan bagi pasar untuk memperkirakan pelonggaran kebijakan suku bunga.
Situasi bertambah menarik dengan kabar bahwa Presiden AS Donald Trump dilaporkan membatalkan wawancara dengan beberapa kandidat pengganti Jerome Powell. Hal ini menimbulkan spekulasi baru bahwa Kevin Hassett berpeluang naik sebagai ketua The Fed berikutnya.
Jika benar terjadi, pasar menilai kebijakan moneternya cenderung lebih dovish, sehingga mendukung ekspektasi penurunan suku bunga lebih cepat.
Faktor Domestik: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Turun
Dari dalam negeri, pelaku pasar ikut mencermati perkembangan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perkiraan terbaru menyebutkan pertumbuhan ekonomi 2025 berada pada kisaran 5–5,1%, sedikit lebih rendah dibanding target dalam Asumsi Ekonomi Makro APBN 2025 yang dipatok 5,2%.
Meskipun perbedaannya tidak terlalu besar, revisi tersebut tetap menjadi perhatian karena dapat memengaruhi sentimen investor terhadap fundamental perekonomian nasional. Kondisi ini turut membuat pergerakan rupiah semakin sensitif terhadap dinamika global, terutama terhadap arah kebijakan moneter AS.
Kurs Dolar AS di Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA
Di pasar valuta asing domestik, masing-masing bank besar nasional telah memperbarui kurs jual dan beli dolar AS pada hari ini. Berikut perinciannya:
BCA (BBCA)
Pada pukul 10.34 WIB, BCA menetapkan harga beli dolar AS melalui e-rate sebesar Rp16.648 dan harga jual Rp16.668.
Melalui TT Counter, harga beli berada di Rp16.485 dan harga jual Rp16.785.
Sementara untuk Bank Notes, harga beli dan jual berada pada level yang sama, yakni Rp16.485 dan Rp16.785.
BRI (BBRI)
Per pukul 11.28 WIB, kurs e-rate BRI menetapkan harga beli Rp16.643 dan harga jual Rp16.670.
Adapun melalui TT Counter, harga beli senilai Rp16.560 dan harga jual Rp16.760.
Bank Mandiri (BMRI)
Pada pukul 09.00 WIB, melalui special rate, Bank Mandiri menjual dolar AS seharga Rp16.670 dan membelinya di Rp16.640.
Sementara melalui TT Counter pada pukul 09.32 WIB, harga beli dan jual masing-masing berada pada Rp16.450 dan Rp16.750.
Untuk Bank Notes, Mandiri juga menerapkan harga beli Rp16.450 dan harga jual Rp16.750 per pembaruan pukul 09.15 WIB.
BNI (BBNI)
BNI pada pukul 11.20 WIB menetapkan special rates dengan harga beli Rp16.648 dan harga jual Rp16.678.
Melalui TT Counter, harga beli berada pada Rp16.540 dan harga jual di Rp16.810.
Bank Notes BNI pun menunjukkan angka yang sama pada jam pembaruan tersebut.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Uang Primer Melambat, Efektivitas Likuiditas Pemerintah Dipertanyakan
- Sabtu, 06 Desember 2025
Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025
- Jumat, 05 Desember 2025
Blibli Pocket Adalah: Panduan Lengkap Fungsi, Cara Kerja & Keuntungan
- Jumat, 05 Desember 2025
Terpopuler
1.
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga Empat Meter
- 06 Desember 2025
2.
11 Rekomendasi Tempat Makan Terbaik Dekat GWK Bali
- 06 Desember 2025
3.
8 Rekomendasi Wisata Kuliner Soto Tauco Terbaru Tegal
- 06 Desember 2025
4.
Konser Orkestra Megah Westlife Siap Guncang Jakarta Tahun Depan
- 06 Desember 2025
5.
Dominasi Rosé Warnai Nominasi Melon Music Awards 2025
- 06 Desember 2025









.jpg)



