Bank Indonesia Perkuat Implementasi Kebijakan Layanan Makroprudensial untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- Senin, 24 Februari 2025

JAKARTA - Bank Indonesia terus berkomitmen dalam memperkuat efektivitas implementasi Kebijakan Layanan Makroprudensial (KLM) sebagai salah satu strategi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa kebijakan ini akan mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2025, dengan fokus pada pemberian insentif kepada sektor-sektor yang berpotensi signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan pernyataan resmi Perry Warjiyo, KLM akan difokuskan untuk mendorong peningkatan kredit perbankan. "Kami akan terus memperkuat implementasi KLM untuk memastikan perbankan dapat menyalurkan kredit secara lebih aktif ke sektor-sektor yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja," ujarnya.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui KLM
Kebijakan ini dirancang sedemikian rupa agar mampu memberikan dorongan signifikan pada sistem keuangan, khususnya dalam penyaluran kredit kepada sektor-sektor prioritas. Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Indonesia telah mengamati bahwa sektor perbankan memiliki peran vital dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret untuk memastikan sektor ini dapat berjalan optimal.
Penerapan KLM diproyeksikan akan meningkatkan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko, serta mendorong pertumbuhan kredit lebih lanjut dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Perry Warjiyo menegaskan pentingnya kebijakan ini, "Dengan semakin kuatnya sektor perbankan, kami berharap dapat memberikan dampak positif yang lebih besar lagi terhadap ekonomi nasional."
Dukungan bagi Sektor-Sektor Unggulan
Sebagai bagian dari implementasi KLM, Bank Indonesia akan menyalurkannya ke berbagai sektor yang berpotensi mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Dalam konteks ini, sektor industri manufaktur, pariwisata, dan ekonomi kreatif disebut-sebut sebagai beberapa sektor yang akan menjadi prioritas penerima insentif KLM.
Pengalihan fokus kepada sektor-sektor ini dinilai dapat memaksimalkan penciptaan lapangan kerja baru yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi angka pengangguran, terutama pasca pandemi COVID-19. Dalam beberapa kesempatan, sektor-sektor tersebut telah menunjukkan potensi luar biasa dalam mendukung perekonomian Indonesia. Maka dari itu, dengan dukungan kebijakan KLM, diharapkan pertumbuhan pada sektor-sektor ini bisa semakin cepat dan berkelanjutan.
Kolaborasi dan Sinergi Antara Bank Indonesia dan Perbankan
Perry Warjiyo juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara Bank Indonesia dengan berbagai perbankan untuk memastikan implementasi KLM yang efektif dan sesuai dengan rencana. "Kami percaya bahwa kolaborasi yang kuat dengan seluruh pihak terkait, khususnya perbankan, merupakan kunci sukses dari penerapan KLM ini," tutur Perry.
Kedepannya, Bank Indonesia akan terus berkomunikasi dan berdialog dengan pihak perbankan untuk menyesuaikan kebijakan dan strategi agar relevan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini. Upaya tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan dampak positif dari KLM terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Penerapan KLM ini diharapkan dapat memperkuat struktur finansial Indonesia dalam jangka panjang, sementara dalam skala yang lebih besar lagi akan mendorong stabilitas makroekonomi. Dengan adanya dorongan kuat dari sektor keuangan, target pertumbuhan ekonomi nasional dapat diperoleh dengan lebih mudah.
Bank Indonesia, bersama dengan seluruh elemen pemerintahan dan sektor swasta, optimis bahwa melalui kebijakan ini, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Efektivitas implementasi KLM juga diukur dari kemampuannya dalam membuat sistem keuangan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi global.
Sebagai penutup, Perry Warjiyo menyatakan harapannya, "Dengan kebijakan ini, kami berharap dapat menjadikan Indonesia lebih kuat dalam menghadapi tantangan global serta mampu mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang telah dicanangkan."
Dengan strategi dan implementasi yang tepat, diharapkan bahwa Kebijakan Layanan Makroprudensial akan menjadi pilar penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja yang substansial, memungkinkan masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia.

Faizal Candra Rizky Perkasa
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Traveloka PayLater bisa Digunakan di Mana Saja? Simak Penjelasan Berikut!
- Rabu, 01 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Cara Bayar Kredivo lewat Brimo dengan Mudah dan Praktis
- 01 Oktober 2025
2.
3.
KUR BRI 2025: Bunga, Plafon Pinjaman, Persyaratan, Cara Daftar
- 01 Oktober 2025
4.
Panduan Simulasi KUR BNI 2025: Bunga, Plafon, Cara Daftar
- 01 Oktober 2025
5.
Non KUR BSI 2025: Simulasi Cicilan dan Persyaratan
- 01 Oktober 2025