Rabu, 01 Oktober 2025

Starbucks Tutup Ratusan Gerai di AS dan Inggris

Starbucks Tutup Ratusan Gerai di AS dan Inggris
Starbucks Tutup Ratusan Gerai di AS dan Inggris

JAKARTA - Perubahan besar tengah terjadi di jaringan kedai kopi global Starbucks. Perusahaan mengumumkan rencana menutup lebih dari 100 toko di Amerika Utara, serta sejumlah gerai lain di beberapa wilayah internasional. Langkah ini menjadi bagian dari strategi efisiensi yang diambil manajemen, menyusul tren penurunan penjualan yang terjadi secara beruntun di pasar utama mereka, Amerika Serikat.

Pernyataan resmi Starbucks menegaskan bahwa keputusan menutup toko bukanlah hal yang ringan. “Kami tahu ini bukan sekadar toko bagi pelanggan. Ini adalah kedai kopi mereka, tempat yang terjalin dalam ritme harian mereka, di mana kenangan tercipta, dan di mana hubungan bermakna dengan mitra kami tumbuh selama bertahun-tahun. Kami sangat berterima kasih atas komunitas yang telah dibangun,” tulis manajemen dalam pesan kepada pelanggan.

Meskipun demikian, pihak Starbucks menekankan bahwa langkah restrukturisasi ini tetap sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan, termasuk pembukaan gerai baru di wilayah yang masih potensial.

Baca Juga

Win & Co Perkuat Bisnis Kakao Midstream Demi Ekspansi Global

Daftar Lokasi yang Terimbas Penutupan

Sejumlah wilayah di Amerika Serikat mulai terkonfirmasi sebagai bagian dari daftar penutupan, meski belum dirinci secara resmi oleh Starbucks. Business Insider melaporkan beberapa toko yang terverifikasi terdampak melalui informasi karyawan, hasil tinjauan lapangan, serta fitur “store locator” perusahaan.

Daftar awal menunjukkan beberapa kota besar seperti Los Angeles, San Francisco, Washington D.C., New York, hingga Houston masuk dalam lingkaran wilayah terdampak. Misalnya, di California, gerai Starbucks yang terletak di Hermosa Beach, Santa Monica, hingga pusat kota San Francisco sudah tercatat akan ditutup. Sementara di Washington D.C., beberapa kedai di kawasan populer seperti Columbia Road, New York Avenue, dan M Street juga dikonfirmasi masuk daftar.

Tidak hanya di pesisir barat dan timur, dampak penutupan juga merambah ke negara bagian lain seperti Minnesota, Massachusetts, Virginia, Montana, hingga Oregon. Total, lebih dari 100 lokasi diperkirakan tak lagi beroperasi.

Efisiensi dan Pemangkasan Tenaga Kerja

Selain menutup toko, Starbucks juga mengumumkan adanya pemangkasan tenaga kerja di Amerika Serikat. Sekitar 900 karyawan terkena dampak langsung, terutama dari bagian staf. Sebelumnya, pada Februari, perusahaan sudah memangkas 1.100 pekerjaan sebagai bagian dari upaya menyederhanakan struktur organisasi sekaligus memangkas biaya operasional.

CEO Starbucks, Brian Niccol, menyebut langkah ini sebagai “tindakan signifikan” yang dipahami akan memengaruhi mitra (sebutan untuk karyawan Starbucks) maupun pelanggan. Namun, ia menilai strategi ini diperlukan demi meningkatkan efisiensi dan memperbaiki kinerja perusahaan.

“Ini adalah tindakan signifikan yang kami pahami akan berdampak pada mitra dan pelanggan,” ujarnya. Meski begitu, Niccol menegaskan bahwa Starbucks masih berada “di jalur” untuk ekspansi, khususnya di pasar Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA).

Kontras: Tutup Gerai, Buka Toko Baru

Keputusan menutup toko justru hadir beriringan dengan rencana ekspansi besar-besaran di luar Amerika Serikat. Starbucks mengungkapkan masih akan membuka 80 toko baru di Inggris dan sekitar 150 gerai lain di kawasan EMEA sepanjang tahun fiskal ini.

Namun, beberapa gerai di Inggris, Swiss, dan Austria akan ditutup sebagai bagian dari evaluasi portofolio. Artinya, perusahaan sedang melakukan penyesuaian menyeluruh: menutup toko yang dianggap tidak menguntungkan sekaligus memperkuat pasar di lokasi dengan prospek cerah.

Langkah ini mencerminkan dinamika bisnis ritel global, di mana konsolidasi sering kali berjalan beriringan dengan ekspansi.

Tantangan Pasar Domestik

Tantangan terbesar Starbucks saat ini berada di pasar domestik, Amerika Serikat. Sepanjang enam kuartal terakhir, perusahaan melaporkan penurunan penjualan di toko-toko yang sudah beroperasi minimal setahun. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, sebab AS adalah pasar terbesar sekaligus paling penting bagi Starbucks.

Dari sisi pasar modal, saham Starbucks juga mengalami pelemahan lebih dari 8% sepanjang tahun ini. Hal ini menambah tekanan pada manajemen untuk segera mengambil langkah penyelamatan.

Brian Niccol, yang baru menjabat CEO Starbucks setelah sukses memimpin Chipotle Mexican Grill selama enam tahun, menghadapi tantangan besar. Selama di Chipotle, ia berhasil hampir menggandakan penjualan perusahaan tersebut. Kini, publik menunggu strategi serupa untuk mengembalikan tren pertumbuhan Starbucks.

Respons Publik dan Masa Depan Starbucks

Bagi pelanggan setia, kabar penutupan gerai Starbucks tentu menimbulkan kekecewaan. Banyak dari mereka menganggap kedai kopi bukan sekadar tempat membeli minuman, melainkan bagian dari rutinitas harian sekaligus ruang interaksi sosial.

Di sisi lain, bagi analis bisnis, langkah ini dipandang sebagai strategi yang realistis. Menutup toko dengan performa buruk akan mengurangi beban operasional, sementara membuka gerai baru di wilayah yang potensial diharapkan mampu menggenjot pendapatan jangka panjang.

Ke depan, Starbucks masih memiliki tantangan berat untuk menjaga keseimbangan antara ekspansi internasional dan konsolidasi domestik. Bagaimana strategi Brian Niccol berhasil diterapkan, akan sangat menentukan arah masa depan merek kopi global ini.

Langkah Starbucks menutup lebih dari 100 gerai menjadi babak baru dalam strategi restrukturisasi perusahaan. Penurunan penjualan di AS, pemangkasan ribuan pekerjaan, serta tekanan saham menjadi latar belakang keputusan sulit tersebut. Namun, ekspansi ke Inggris dan EMEA menunjukkan perusahaan masih memiliki ambisi pertumbuhan jangka panjang.

Bagi pelanggan, penutupan ini mungkin meninggalkan ruang kosong di rutinitas harian mereka. Tetapi bagi Starbucks, inilah momen untuk merombak strategi dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Starbucks Tutup 100 Gerai, Restrukturisasi Besar untuk Efisiensi

Starbucks Tutup 100 Gerai, Restrukturisasi Besar untuk Efisiensi

Freeport Tambah 12 Persen Saham Gratis untuk Indonesia

Freeport Tambah 12 Persen Saham Gratis untuk Indonesia

Danantara Siapkan Investasi Jumbo Proyek Waste to Energy

Danantara Siapkan Investasi Jumbo Proyek Waste to Energy

Hana Bank Perkuat Layanan Untuk Pertahankan Loyalitas Nasabah

Hana Bank Perkuat Layanan Untuk Pertahankan Loyalitas Nasabah

Win N Co Perluas Bisnis dengan Fokus Lini Midstream

Win N Co Perluas Bisnis dengan Fokus Lini Midstream