
JAKARTA - PT Danantara Investment Management (Persero) atau DIM menyiapkan langkah besar untuk menangani persoalan sampah nasional sekaligus menghasilkan energi listrik. Perusahaan mulai merealisasikan proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di beberapa kota prioritas, dengan total estimasi investasi hampir Rp100 triliun.
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, menyampaikan bahwa setiap titik PSEL berkapasitas 1.000 ton per hari membutuhkan investasi sekitar Rp2 triliun–Rp3 triliun. Jumlah ini sudah termasuk pembangunan infrastruktur pendukung proyek.
“Bujetnya cukup luas, untuk kapasitas 1.000 ton per hari kira-kira Rp2 triliun–Rp3 triliun, termasuk infrastruktur,” ujar Stefanus dalam konferensi pers di Jakarta.
Baca JugaWin & Co Perkuat Bisnis Kakao Midstream Demi Ekspansi Global
Lokasi dan Skala Proyek Waste-to-Energy
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, 33 kabupaten/kota masuk dalam daftar prioritas pembangunan PSEL. Kota Jakarta dengan timbulan sampah 9.974 ton per hari menjadi lokasi utama. Kota dan kabupaten lain yang masuk daftar antara lain Kabupaten Bogor (2.884 ton), Kabupaten Bekasi (2.587 ton), Kota Bekasi (2.146 ton), dan Kota Surabaya (1.838 ton).
“Daerah-daerah ini masuk kategori darurat karena kapasitas TPA semakin terbatas,” tambah Stefanus. Dengan asumsi setiap lokasi membutuhkan Rp2 triliun–Rp3 triliun, total investasi proyek bisa mencapai Rp66 triliun–Rp99 triliun.
Danantara membuka peluang bagi keterlibatan swasta maupun BUMD untuk mendukung pembiayaan proyek. Pemilihan mitra akan dilakukan melalui mekanisme tender terbuka untuk teknologi dan investor potensial.
“Kami akan undang partner dan teknologi, baik swasta maupun dari luar, termasuk pemerintah daerah dan BUMD,” jelas Stefanus.
Waste-to-Energy sebagai Solusi Lingkungan
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menekankan bahwa sampah merupakan masalah nasional yang sudah darurat. Setiap tahun Indonesia menghasilkan 35 juta ton sampah, setara dengan 16.500 lapangan sepak bola.
“Kami meyakini waste-to-energy adalah solusi jangka panjang yang bisa menyatukan isu lingkungan, kesehatan, dan energi,” ucap Rosan. Persiapan pembangunan PSEL telah berlangsung beberapa bulan terakhir, termasuk benchmarking dengan teknologi dari sejumlah negara.
Salah satu model yang paling umum diterapkan adalah insinerator berbasis waste-to-energy. Danantara menargetkan peluncuran proyek PSEL pada akhir Oktober 2025, dengan tahap awal dilaksanakan di Jakarta.
“Di Jakarta akan ada 4–5 lokasi, kemudian Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Bekasi, Tangerang, dan beberapa daerah lain yang sudah menyatakan kesiapan,” tambah Stefanus.
Kapasitas dan Manfaat Energi Listrik
Setiap lokasi dengan kapasitas minimal 1.000 ton sampah per hari diperkirakan mampu menghasilkan 15 MW listrik. Energi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 20.000 rumah tangga. Dengan begitu, proyek ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah pasokan energi terbarukan.
“Ini solusi yang menyatukan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan energi,” kata Rosan. Proyek ini sekaligus menjadi bukti bahwa investasi besar di sektor energi dan lingkungan bisa bersinergi untuk kepentingan publik.
Patriot Bonds dan Pendanaan Proyek
Selain investasi internal, Danantara juga menyiapkan instrumen obligasi bernama Patriot Bonds. Rencana penerbitan surat utang ini ditujukan untuk menggalang dana senilai US$3,1 miliar atau sekitar Rp50 triliun melalui dua seri bertenor 5 dan 7 tahun dengan kupon 2%.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyebut sebagian nama konglomerat telah menunjukkan minat sebagai calon investor, meskipun daftar final masih belum resmi. Patriot Bonds diterbitkan melalui skema private placement, sehingga tidak ditawarkan ke publik, dan partisipasi sepenuhnya sukarela.
“Sebagian benar, namun ini belum informasi resmi. Hingga kini belum ada pengumuman resmi terkait Patriot Bonds,” ujar MD Global Relations Danantara, Mohamad Al-Arief.
Dokumen internal menunjukkan total komitmen investor hingga 19 September 2025 mencapai Rp51,75 triliun, lebih tinggi dibanding target Rp50 triliun, menunjukkan antusiasme investor terhadap proyek besar Danantara.
Proyeksi Jangka Panjang dan Dampak Sosial
Proyek PSEL tidak hanya menyasar aspek lingkungan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui kerja sama dengan BUMD dan pihak swasta. Selain pengelolaan sampah, proyek ini diharapkan menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat kapasitas energi, dan menurunkan ketergantungan pada energi fosil.
Dengan dukungan investasi dan Patriot Bonds, Danantara menargetkan proyek ini menjadi blueprint pengolahan sampah berbasis energi listrik di kota-kota besar Indonesia. Program ini menjadi salah satu langkah nyata perusahaan untuk mengatasi masalah sampah sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.
“Kami ingin memastikan bahwa waste-to-energy bukan sekadar proyek besar, tetapi solusi berkelanjutan bagi masyarakat,” tutup Rosan.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cara Efektif Cegah Kecanduan Gadget Sejak Usia Dini
- 01 Oktober 2025
2.
Review Produk Jadi Penentu Utama Tren Kecantikan
- 01 Oktober 2025
3.
9 Produk Kecantikan Terbaru September 2025 yang Harus Dicoba
- 01 Oktober 2025
4.
5.
Speling Jateng Permudah Akses Kesehatan Gratis Warga Pesisir
- 01 Oktober 2025