Kamis, 02 Oktober 2025

Tips dan Pertimbangan Balikan dengan Mantan Setelah Lost Contact

Tips dan Pertimbangan Balikan dengan Mantan Setelah Lost Contact
Tips dan Pertimbangan Balikan dengan Mantan Setelah Lost Contact

JAKARTA - Dalam perjalanan cinta, tidak jarang seseorang terlintas pikiran untuk kembali pada mantan kekasih, bahkan setelah lama tak berkomunikasi atau lost contact. Perasaan nostalgia, kenangan manis, atau keyakinan bahwa “kali ini akan berbeda” sering kali menjadi alasan utama munculnya keinginan tersebut. 

Namun, di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa menghidupkan kembali hubungan lama adalah langkah mundur karena sebuah perpisahan biasanya terjadi atas dasar alasan yang cukup kuat.

Pertanyaannya, apakah balikan dengan mantan setelah lost contact benar-benar mungkin dan bijaksana dilakukan? Terapis anak, keluarga, dan pernikahan asal Amerika Serikat, Jenn Mann, membagikan pandangannya dalam artikelnya di InStyle (1 Oktober 2025). Ia menekankan bahwa sebelum mengambil keputusan untuk kembali menjalin hubungan, penting bagi seseorang untuk melakukan refleksi diri secara mendalam.

Baca Juga

Pesona Paris Fashion Week: Selebritas Memukau di Louis Vuitton

1. Ingat Alasan Mengapa Hubungan Berakhir

Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk kembali bersama mantan adalah mengingat alasan mengapa hubungan tersebut berakhir. Menurut Jenn Mann, banyak orang yang mengalami semacam “amnesia romantis” setelah beberapa kali gagal dalam hubungan cinta baru.

"Sangat mudah untuk 'amnesia' setelah serangkaian keterikatan romantis yang gagal," ujarnya.

Perasaan rindu yang muncul setelah lama tidak berkomunikasi sering kali membuat seseorang melupakan alasan mendasar di balik perpisahan itu sendiri. Padahal, jika akar masalahnya tidak pernah diselesaikan, hubungan yang terjalin kembali bisa saja berujung pada luka yang sama seperti sebelumnya.

2. Ajukan Pertanyaan Kritis pada Diri Sendiri

Sebelum memutuskan untuk balikan, Jenn Mann menyarankan agar seseorang mengajukan serangkaian pertanyaan reflektif berikut:

Mengapa saya dan mantan berpisah?

Apakah saya sedang mengidealkan mantan atau hubungan kami di masa lalu?

Apa yang telah berubah, sehingga saya percaya segalanya akan berjalan berbeda kali ini?

Apa saja yang telah dilakukan mantan untuk menjadi pribadi yang lebih baik sejak perpisahan?

Jika kepercayaan telah rusak, apakah masih ada peluang untuk membangunnya kembali?

Apakah kedua belah pihak benar-benar bersedia memperbaiki hal-hal yang dulu tidak berhasil?

Dari semua pertanyaan itu, Mann menyoroti pentingnya poin ketiga: apa yang telah berubah.

"Pertanyaan itu terlalu sering diabaikan," katanya.

Ia menambahkan bahwa masalah-masalah yang dulu menjadi penyebab retaknya hubungan sangat mungkin muncul kembali setelah euforia “fase bulan madu” usai.

3. Pertumbuhan Diri adalah Kunci

Keputusan untuk kembali menjalin hubungan tidak akan membawa hasil yang berbeda jika kedua belah pihak masih berada dalam kondisi yang sama seperti dulu. Mann menegaskan bahwa proses pertumbuhan dan perbaikan diri dari masing-masing individu sangat penting sebelum memutuskan untuk memulai kembali hubungan.

"Kecuali keduanya sudah melakukan banyak perbaikan pada diri sendiri dan benar-benar tumbuh, mengembangkan kemampuan baru, dan mempelajari hal baru, keduanya cenderung akan berada di tempat yang sama seperti ketika hubungan berakhir," jelasnya.

Artinya, jika tidak ada perubahan signifikan dalam pola pikir, perilaku, dan cara berkomunikasi, kemungkinan besar hubungan akan mengalami kegagalan yang serupa.

4. Penyesalan dan Permintaan Maaf yang Tulus

Salah satu indikator kesiapan untuk kembali menjalin hubungan adalah adanya penyesalan yang nyata atas kesalahan masa lalu. Menurut Jenn Mann, mengucapkan kata “maaf” saja tidaklah cukup.

Permintaan maaf yang bermakna harus mencerminkan pemahaman mendalam tentang rasa sakit yang telah ditimbulkan serta diikuti oleh tindakan nyata untuk memperbaikinya.

"Permintaan maaf yang tulus datang dari menyadari bahwa salah satu pihak telah menjadi penyebab rasa sakit yang dialami mantan pasangan," ujarnya.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengambil tanggung jawab penuh atas kesalahan, bahkan jika kesalahan tersebut tidak disengaja. Proses ini bukan hanya tentang menyembuhkan luka masa lalu, tetapi juga menunjukkan kesiapan untuk membangun hubungan yang lebih sehat ke depannya.

5. Realistis terhadap Harapan

Keinginan untuk balikan sering kali dilatarbelakangi oleh harapan bahwa hubungan akan berjalan lebih baik daripada sebelumnya. Namun, penting untuk tetap realistis. Tanyakan pada diri sendiri apakah alasan untuk kembali bersama didasari oleh cinta yang tulus atau sekadar rasa kesepian.

Selain itu, evaluasi apakah dinamika hubungan yang dulu merugikan telah berubah. Jika hubungan sebelumnya dipenuhi oleh konflik, perbedaan nilai, atau kurangnya kepercayaan, penting untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut sudah benar-benar terselesaikan sebelum memutuskan untuk kembali.

6. Kesediaan Kedua Pihak untuk Membangun Ulang

Hubungan yang pernah kandas hanya bisa berjalan kembali jika kedua belah pihak sama-sama berkomitmen untuk memperbaikinya. Keinginan dari satu pihak saja tidak cukup. Butuh komunikasi yang terbuka, kejujuran, dan kemauan untuk belajar dari kesalahan masa lalu.

Apabila kedua pihak menunjukkan tekad yang kuat untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan saling mendukung, maka kemungkinan besar kesempatan kedua ini bisa berjalan lebih baik.

Balikan Bukan Mustahil, Tapi Perlu Pertimbangan Matang

Balikan dengan mantan setelah lost contact bukanlah hal yang mustahil, namun keputusan ini tidak boleh diambil secara emosional. Dibutuhkan refleksi mendalam, pertumbuhan pribadi, dan kesiapan kedua belah pihak untuk berkomitmen membangun hubungan baru yang lebih kuat dari sebelumnya.

Jika semua pertanyaan reflektif sudah dijawab dengan jujur, penyesalan telah diungkapkan dengan tulus, dan perubahan nyata telah dilakukan, maka memberikan kesempatan kedua mungkin saja menjadi awal dari cerita cinta yang lebih dewasa dan bermakna. Namun, jika tidak ada perubahan berarti, menghidupkan kembali hubungan lama hanya akan mengulang luka yang sama.

Pada akhirnya, keputusan ada di tangan masing-masing individu. Yang terpenting adalah memastikan bahwa langkah yang diambil bukanlah didorong oleh nostalgia sesaat, melainkan karena kesiapan untuk menjalani hubungan yang lebih sehat dan bahagia.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Menjelajah Kuliner Hits di Foodcourt PIK Avenue Mall

Menjelajah Kuliner Hits di Foodcourt PIK Avenue Mall

BMKG Ungkap Penyebab Fenomena Hujan Es di Cikini

BMKG Ungkap Penyebab Fenomena Hujan Es di Cikini

Gen Z Bosan Smartphone, Tren Feature Phone Kembali Naik

Gen Z Bosan Smartphone, Tren Feature Phone Kembali Naik

Kopdes Merah Putih Jadi Prioritas Stimulus Fiskal Pemerintah

Kopdes Merah Putih Jadi Prioritas Stimulus Fiskal Pemerintah

Kebiasaan Mengunyah Es Batu Bisa Jadi Gejala Anemia

Kebiasaan Mengunyah Es Batu Bisa Jadi Gejala Anemia