Jumat, 03 Oktober 2025

Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Operator Besar Mundur, Surge Melesat

Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Operator Besar Mundur, Surge Melesat
Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Operator Besar Mundur, Surge Melesat

JAKARTA - Lelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pitalebar (Broadband Wireless Access/BWA) tahun 2025 menghadirkan dinamika mengejutkan. 

Alih-alih didominasi operator selular papan atas, proses seleksi justru menyisakan tiga pemain, salah satunya PT Telemedia Komunikasi Pratama, entitas usaha milik PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge.

Mundurnya dua nama besar, Indosat (ISAT) dan XLsmart (EXCL), membuka jalan lebih lapang bagi Surge untuk membuktikan kapasitasnya di tengah persaingan yang biasanya hanya dikuasai raksasa telekomunikasi. 

Baca Juga

Fast Food Indonesia (FAST) Hadapi Tekanan Berat, 19 Gerai KFC Ditutup

Kini, Telemedia Komunikasi Pratama berhak melaju ke tahap berikutnya, yakni lelang harga.

Mekanisme Seleksi yang Ketat

Seleksi pita frekuensi 1,4 GHz pada awalnya diikuti oleh tujuh calon peserta. Namun, berdasarkan hasil evaluasi administrasi yang diumumkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI pada 1 Oktober 2025, hanya tiga perusahaan yang lolos:

PT Telemedia Komunikasi Pratama (Surge/WIFI),

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan

PT Eka Mas Republik.

Sementara itu, Indosat dan XLsmart dinyatakan tidak lengkap dokumennya karena keduanya resmi mengundurkan diri. Bahkan, sebelumnya Telkomsel juga telah menarik diri lebih awal, sehingga komposisi peserta berubah drastis dari perkiraan awal.

Komdigi menegaskan seleksi ini tetap berjalan sesuai aturan. “Sesuai ketentuan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar Tahun 2025, maka berdasarkan hasil evaluasi administrasi, proses seleksi dilanjutkan ke tahapan lelang harga,” demikian bunyi pengumuman resmi.

Surge Manfaatkan Momentum

Manajemen Surge menyambut positif lolosnya entitas mereka ke tahap lanjutan. 

“Keberhasilan Telemedia Komunikasi Pratama sebagai perwakilan dari ekosistem digital Surge (WIFI) untuk melangkah ke tahapan lelang harga ini menggarisbawahi ambisi perusahaan dalam memperluas jangkauan layanan akses nirkabel pitalebar di Indonesia,” ujar manajemen.

Langkah ini memperlihatkan bahwa Surge, meski bukan pemain utama telekomunikasi, berani masuk ke area strategis frekuensi mid-band. Spektrum 1,4 GHz dengan lebar pita 80 MHz dinilai memiliki potensi besar untuk menghadirkan layanan internet cepat dengan jangkauan luas, terutama jika dikombinasikan dengan jaringan serat optik.

Mengapa Operator Besar Mundur?

Fenomena menarik justru datang dari mundurnya dua operator besar. Alvin Aslam, Group Head Regulatory & Government Relations XLsmart, secara terbuka menyebut keputusan mereka diambil karena tidak sesuai dengan fokus bisnis.

“XLSMART memutuskan untuk tidak melanjutkan proses lelang, dengan pertimbangan prioritas dan ketidaksesuaian dengan rencana bisnis XLSMART,” ungkap Alvin.

Sementara itu, Indosat tidak memberikan alasan detail, meski pengamat menduga pertimbangannya terkait kesiapan bisnis dan ekosistem frekuensi yang belum matang.

Menurut Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, proses seleksi ini memang menuntut komitmen besar, baik teknis maupun administratif.

 “Seperti bank garansi untuk lelang, izin yang sesuai, serta proposal teknis dan keuangan jika memenangkan seleksi. Kalau tersisa tiga artinya ya mereka yang benar-benar berminat dan memenuhi syarat,” jelasnya.

Potensi dan Tantangan 1,4 GHz

Heru mengingatkan bahwa memanfaatkan frekuensi 1,4 GHz bukan hal mudah. Spektrum ini memang ideal untuk cakupan luas, namun implementasinya sangat bergantung pada kombinasi dengan jaringan fiber optik.

“Dari ketiga peserta saya melihat cukup kuat untuk bersaing, dan kita harapkan bisa memberikan layanan internet dengan kecepatan tinggi dan murah, yang disebut Rp100 ribu. Hanya memang untuk Timur Indonesia tidak semua siap,” ujarnya.

Pandangan serupa disampaikan Agung Harsoyo, pengamat telekomunikasi dari ITB. Ia menekankan bahwa frekuensi 1,4 GHz merupakan pita mid-band (1 GHz–6 GHz) dengan prospek menjanjikan. 

Meski ekosistem globalnya belum matang, ia optimistis produsen ponsel pada akhirnya akan mendukung frekuensi ini.

“Cepat atau lambat, pabrikan handphone akan memasukkan pita frekuensi ini ke dalam produknya. Dari hal ini, pada dasarnya yang tepat untuk memanfaatkannya adalah operator selular,” kata Agung.

Namun, ia menambahkan bahwa keberhasilan pemanfaatan pita ini bergantung pada modal besar, kepatuhan regulasi, dan kesiapan teknologi. “Ketika operator selular mundur dari lelang, boleh jadi terkait pertimbangan bisnis saat ini, semisal belum matangnya ekosistem 1.4 GHz,” imbuhnya.

Lelang Harga Menentukan Pemenang

Dengan hanya tiga peserta tersisa, tahap berikutnya adalah lelang harga melalui sistem e-Auction yang dijadwalkan berlangsung mulai Senin, 13 Oktober 2025.

Komdigi memastikan seluruh peserta tetap diberi kesempatan menyampaikan sanggahan hingga 3 Oktober 2025, sebelum memasuki fase final. Di tahap inilah strategi bisnis dan keberanian finansial peserta akan benar-benar diuji.

Surge di Persimpangan Penting

Bagi Surge, posisi di babak akhir ini adalah peluang emas. Jika berhasil memenangkan frekuensi 1,4 GHz, perusahaan berpotensi memperkuat perannya dalam ekosistem digital nasional. 

Tidak hanya menghadirkan internet cepat dan terjangkau, tetapi juga menegaskan bahwa pemain baru pun mampu bersaing di level yang selama ini didominasi raksasa telekomunikasi.

Di tengah mundurnya operator besar, keberhasilan Surge melaju menjadi catatan penting: spektrum 1,4 GHz kini bukan hanya arena raksasa, tetapi juga panggung bagi pendatang yang berani mengambil risiko.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

DPR Sahkan RUU BUMN, Kementerian Resmi Bertransformasi Jadi BP BUMN

DPR Sahkan RUU BUMN, Kementerian Resmi Bertransformasi Jadi BP BUMN

Percepatan IKN Dorong Prospek BUMN Karya dan Konstruksi

Percepatan IKN Dorong Prospek BUMN Karya dan Konstruksi

Zoomlion Gandeng Mitra Lokal Perkuat Teknologi Pertambangan Indonesia

Zoomlion Gandeng Mitra Lokal Perkuat Teknologi Pertambangan Indonesia

Pelindo Kembangkan Inovasi Sosial Berkelanjutan Lewat TJSL Award 2025

Pelindo Kembangkan Inovasi Sosial Berkelanjutan Lewat TJSL Award 2025

Chery Group Bangun Pabrik Indonesia, Produksi Jaecoo dan Lepas

Chery Group Bangun Pabrik Indonesia, Produksi Jaecoo dan Lepas