
JAKARTA - Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada Senin, 6 Oktober 2025 sore. Hujan deras yang disertai angin kencang menerjang tiga kecamatan sekaligus, menyebabkan ratusan rumah warga mengalami kerusakan mulai dari rusak ringan hingga berat.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan, total 332 rumah terdampak akibat bencana yang terjadi sekitar pukul 15.00 WITA tersebut.
“Dampak dari bencana ini ada 265 kepala keluarga (KK) di tiga kecamatan di Gowa terdampak dan membutuhkan bantuan darurat,” ujar Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo.
Tiga Kecamatan Paling Terdampak Hujan Angin
Baca Juga
Peristiwa cuaca ekstrem yang oleh BPBD disebut sebagai angin puting beliung itu menyapu pemukiman warga di Kecamatan Bontomarannu, Kecamatan Bajeng, dan Kecamatan Pallangga. Angin kencang yang datang bersamaan dengan hujan berintensitas tinggi menyebabkan atap-atap rumah terlepas, dinding ambruk, serta pepohonan tumbang.
“Bencana angin puting beliung berdampak pada Kecamatan Bontomarannu, Kecamatan Bajeng, dan Kecamatan Pallangga. Bencana ini disebabkan cuaca ekstrem,” jelas Amson.
Di antara ketiga kecamatan tersebut, Bontomarannu menjadi wilayah yang mengalami kerusakan paling parah. Sebanyak 140 rumah serta 2 fasilitas umum mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Di Kecamatan Bajeng, tercatat 117 rumah rusak, sementara di Kecamatan Pallangga, 75 rumah turut terdampak.
Secara keseluruhan, total 332 rumah warga rusak akibat peristiwa yang berlangsung dalam waktu singkat namun berdampak luas itu.
Kerugian Ditaksir Capai Rp 934 Juta
Selain menyebabkan kerusakan infrastruktur, bencana angin puting beliung tersebut juga menimbulkan kerugian material yang cukup besar. BPBD memperkirakan total kerugian mencapai Rp 934 juta. Kerugian ini mencakup perbaikan rumah warga, fasilitas umum, hingga penanganan darurat di lokasi terdampak.
“Saat ini, warga bersama pemerintah setempat dan BPBD melakukan pembersihan dan memperbaiki sementara rumah warga yang terdampak bencana tersebut,” kata Amson.
Upaya tanggap darurat masih terus dilakukan oleh tim BPBD Gowa, termasuk proses asesmen lapangan untuk mendata kerusakan secara lebih detail. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyalurkan bantuan logistik dan kebutuhan mendesak bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
Dampak Sosial: 265 Kepala Keluarga Butuh Bantuan Darurat
Bencana tersebut berdampak langsung pada kehidupan ratusan warga. Setidaknya 265 kepala keluarga (KK) harus menghadapi kondisi sulit akibat kerusakan rumah mereka. Banyak di antara mereka yang kini membutuhkan tempat tinggal sementara, bahan makanan, pakaian layak pakai, serta bantuan medis.
Kondisi cuaca yang tidak menentu juga menambah kekhawatiran warga. Sebagian besar masyarakat memilih bertahan di rumah meski mengalami kerusakan berat, sementara sebagian lainnya mengungsi ke rumah kerabat demi keselamatan.
Pemerintah daerah dan BPBD telah menyalurkan bantuan awal, namun proses pemulihan masih membutuhkan waktu panjang, terutama bagi rumah-rumah yang mengalami kerusakan parah pada struktur bangunannya.
Cuaca Ekstrem Meningkat, Warga Diminta Waspada
Peristiwa yang terjadi di Gowa ini menjadi pengingat bahwa ancaman cuaca ekstrem semakin sering terjadi seiring perubahan iklim global. BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi hujan lebat disertai angin kencang di beberapa wilayah Sulawesi Selatan, termasuk Gowa.
Fenomena angin puting beliung biasanya terjadi ketika udara panas dan lembap naik secara cepat ke atmosfer, membentuk awan cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan deras dan pusaran angin kuat. Kondisi ini umum terjadi pada masa peralihan musim atau saat suhu permukaan laut meningkat.
Masyarakat diimbau untuk memperhatikan kondisi cuaca dan menguatkan struktur rumah agar dapat bertahan dari tekanan angin. Selain itu, barang-barang yang mudah terbang sebaiknya diamankan, dan warga disarankan menghindari berlindung di bawah pohon besar atau papan reklame saat terjadi hujan angin.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat dalam Pemulihan
Setelah bencana terjadi, kolaborasi antara warga, pemerintah daerah, dan BPBD menjadi kunci dalam proses pemulihan. Tim relawan bersama masyarakat setempat saat ini fokus pada pembersihan puing-puing bangunan, pemotongan pohon tumbang, dan perbaikan darurat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Selain penanganan jangka pendek, pemerintah juga merencanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi agar warga bisa kembali ke rumah dengan aman. Bantuan perbaikan rumah dan fasilitas umum akan diprioritaskan bagi warga yang terdampak paling parah.
Belajar dari Bencana untuk Kesiapsiagaan ke Depan
Bencana hujan deras disertai angin kencang yang merusak ratusan rumah di Gowa menjadi pengingat penting akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. Meski fenomena alam tidak dapat dihindari, dampaknya dapat diminimalkan dengan antisipasi yang tepat, informasi cuaca yang akurat, serta kesiapan masyarakat dalam merespons kondisi darurat.

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.