Jumat, 10 Oktober 2025

Rivian Tolak Apple CarPlay demi Bangun Ekosistem Digital Sendiri

Rivian Tolak Apple CarPlay demi Bangun Ekosistem Digital Sendiri
Rivian Tolak Apple CarPlay demi Bangun Ekosistem Digital Sendiri

JAKARTA - Di saat sebagian besar produsen mobil berlomba menawarkan Apple CarPlay sebagai fitur wajib untuk menarik konsumen, Rivian justru memilih jalur berbeda. 

Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat ini menegaskan tidak akan menyematkan fitur milik Apple tersebut pada jajaran kendaraannya — sebuah keputusan yang dinilai berani sekaligus berisiko di tengah tren otomotif modern yang serba terkoneksi.

Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. CEO Rivian, RJ Scaringe, menjelaskan bahwa keputusan menolak integrasi CarPlay didorong oleh visi besar perusahaan untuk membangun ekosistem digital yang sepenuhnya terintegrasi dan dikelola sendiri. 

Baca Juga

6 Variasi Resep Udang Saus Padang Lezat, Empuk, dan Penuh Rempah Autentik

Artinya, Rivian ingin seluruh sistem infotainment, navigasi, hingga fitur pintar di dalam kendaraan dikendalikan oleh perangkat lunak buatan internal mereka, bukan bergantung pada sistem eksternal seperti milik Apple atau Android.

Visi Besar Rivian: Konektivitas yang Menyatu, Bukan Tambalan

Dalam wawancara yang dipublikasikan baru-baru ini, Scaringe memaparkan bahwa pendekatan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Rivian untuk menghadirkan pengalaman berkendara yang benar-benar terpadu dan cerdas.

Ia menekankan bahwa dalam 18 bulan ke depan, Rivian akan memperkuat kemampuan Artificial Intelligence (AI) pada kendaraan-kendaraannya.

Fitur seperti voice-to-text messaging akan menjadi salah satu inovasi yang dikembangkan secara native — tanpa bantuan platform pihak ketiga seperti Apple CarPlay.

“Beberapa orang mungkin tak akan membeli Rivian karena tidak ada CarPlay. Itu keputusan yang harus kami jalani,” ujar Scaringe seperti dikutip dari Autoblog.

Scaringe menyadari keputusan ini tidak populer. Sebab, bagi banyak konsumen, CarPlay merupakan fitur penting yang memudahkan koneksi antara ponsel dan sistem mobil. 

Namun, ia percaya bahwa pendekatan Rivian justru akan memberi nilai tambah dalam jangka panjang, terutama bagi pengguna yang menginginkan sistem digital yang lebih intuitif, konsisten, dan bebas gangguan dari platform eksternal.

Mengapa Tidak CarPlay? Rivian Ingin Kendali Penuh atas Pengalaman Digital

Keputusan untuk meninggalkan CarPlay bukanlah bentuk penolakan terhadap inovasi Apple, melainkan cerminan filosofi desain Rivian. 

Perusahaan ini ingin setiap aspek dalam kendaraan — mulai dari layar infotainment, sistem suara, hingga kontrol kendaraan — bekerja di dalam satu ekosistem yang dikembangkan dan dikontrol sepenuhnya oleh Rivian.

Pendekatan ini diyakini akan menciptakan pengalaman digital yang lebih harmonis. Pengguna tidak perlu lagi bolak-balik berpindah aplikasi dari ponsel ke layar mobil, karena semua fungsi penting sudah tertanam langsung di sistem Rivian.

Meski tanpa CarPlay, Rivian telah mengintegrasikan beberapa aplikasi populer seperti Google Maps, Spotify, dan layanan hiburan digital lainnya ke dalam sistem internalnya. Dengan begitu, pengemudi tetap bisa menikmati layanan yang familiar tanpa harus terhubung ke iPhone.

Scaringe menjelaskan, pendekatan ini bukan semata-mata langkah untuk menutup diri dari ekosistem Apple, melainkan untuk menjaga kontrol kualitas dan keamanan sistem digital kendaraan mereka. 

Menurutnya, dengan memiliki kontrol penuh terhadap sistem perangkat lunak, Rivian dapat memastikan pembaruan fitur dilakukan dengan lebih cepat dan efisien tanpa bergantung pada pihak eksternal.

Langkah yang Bertolak Belakang dari Tren Pasar

Jika menengok peta industri otomotif global, langkah Rivian ini memang tergolong berani. Banyak produsen besar seperti Porsche, Mercedes-Benz, BMW, hingga Ford justru berlomba memperkuat integrasi Apple CarPlay di mobil listrik mereka.

CarPlay menjadi daya tarik utama karena kemampuannya menampilkan antarmuka iPhone langsung di layar kendaraan, memberikan akses cepat ke peta, musik, panggilan telepon, dan pesan tanpa mengalihkan perhatian pengemudi.

Namun, di balik popularitasnya, sejumlah produsen mulai mempertanyakan sejauh mana mereka harus menyerahkan kontrol sistem infotainment kepada pihak ketiga seperti Apple. 

Dalam konteks ini, Rivian mengambil posisi tegas: pengalaman digital harus menjadi bagian integral dari identitas kendaraan, bukan sekadar tambahan.

Fokus pada Pengembangan AI dan Perangkat Lunak Internal

Scaringe menegaskan bahwa Rivian kini tengah memperkuat pengembangan software engineering dan AI sebagai inti dari inovasi mereka.

Selama satu setengah tahun ke depan, perusahaan berencana meluncurkan serangkaian pembaruan yang memungkinkan sistem kendaraan lebih responsif, memahami kebiasaan pengemudi, dan memberikan pengalaman personal yang belum pernah ada sebelumnya.

“Integrasi digital yang mulus tidak datang dari menambahkan aplikasi eksternal, melainkan dari cara semua sistem di dalam kendaraan berinteraksi satu sama lain,” jelasnya.

Pendekatan ini juga memungkinkan Rivian untuk lebih mandiri dalam pembaruan over-the-air (OTA), mengirimkan peningkatan sistem langsung ke kendaraan tanpa memerlukan keterlibatan Apple atau Google.

 Hasilnya, proses inovasi bisa berjalan lebih cepat dan disesuaikan dengan visi perusahaan.

Ekosistem Sendiri: Risiko yang Bisa Jadi Keunggulan

Meski keputusan Rivian berpotensi membuat sebagian calon pembeli ragu, langkah ini juga membuka peluang besar. Dengan membangun ekosistem digital sendiri, Rivian bisa menciptakan diferensiasi kuat di pasar mobil listrik yang semakin sesak.

Dalam jangka panjang, integrasi sistem buatan sendiri dapat menjadi nilai jual unik yang sulit ditiru kompetitor. Rivian ingin memastikan bahwa setiap interaksi pengguna dengan mobil — dari sistem navigasi hingga perintah suara — mencerminkan karakter dan filosofi merek, bukan milik pihak ketiga.

Tren Baru di Dunia Mobil Listrik

Langkah Rivian bukan satu-satunya di industri EV (Electric Vehicle). Beberapa produsen lain, termasuk Tesla, sejak awal juga menolak CarPlay dan lebih memilih membangun sistem operasi mobil mereka sendiri. 

Tren ini menunjukkan bahwa industri otomotif mulai beralih dari sekadar menjual kendaraan menuju membangun platform digital yang berdiri independen.

Rivian, dengan pendekatannya yang khas, ingin berdiri di barisan depan perubahan ini — menempatkan teknologi buatan sendiri sebagai jantung dari pengalaman berkendara modern.

Keputusan meninggalkan Apple CarPlay mungkin tampak berisiko hari ini, namun bagi Rivian, ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan identitas digital yang otentik dan menyatu dengan visi masa depan mobil listrik yang sepenuhnya cerdas, terhubung, dan berkarakter.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Uji Tabrak Ungkap Cacat Komponen, Hyundai Santa Fe Kena Recall

Uji Tabrak Ungkap Cacat Komponen, Hyundai Santa Fe Kena Recall

BMKG Peringatkan Hujan Merata di Kota Besar Indonesia Hari Ini

BMKG Peringatkan Hujan Merata di Kota Besar Indonesia Hari Ini

Cuaca Ekstrem Akibat Sirkulasi Siklonik, BMKG Waspadai 5 Wilayah

Cuaca Ekstrem Akibat Sirkulasi Siklonik, BMKG Waspadai 5 Wilayah

10 Prompt Gemini AI untuk Bikin Foto Prank Viral di TikTok

10 Prompt Gemini AI untuk Bikin Foto Prank Viral di TikTok

7 Film Horor Survival Netflix Paling Seram dan Menegangkan 2025

7 Film Horor Survival Netflix Paling Seram dan Menegangkan 2025