Tidur Setelah Sahur Bisa Picu Mimpi Buruk? Ini Penjelasannya

Foto: Illustrasi Mimpi Buruk

JAKARTA - Saat menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Muslim biasanya bangun dini hari untuk menyantap sahur. Namun, tak sedikit yang merasa mengantuk setelah makan dan akhirnya tertidur kembali.

Sayangnya, tidur setelah sahur atau salat Subuh kerap membuat seseorang mengalami mimpi buruk. Apa sebenarnya penyebabnya? Berikut ulasan lengkap yang mudah dipahami berdasarkan penjelasan ahli dan riset ilmiah.

Faktor Kelelahan karena Begadang

Baca Juga

Kebiasaan Mengunyah Es Batu Bisa Jadi Gejala Anemia

Menurut dr. Andreas Prasadja, fenomena mimpi buruk setelah tidur usai sahur bisa terjadi secara acak dan dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya adalah kelelahan ekstrem. “Jika seseorang tidur setelah Subuh, itu artinya mereka mungkin sudah sangat lelah, misalnya karena begadang,” jelas dr. Ade dalam pernyataan tertulis pada Jumat, 7 Maret 2025.

Kelelahan akibat begadang membuat otak mengirim sinyal ke tubuh untuk memperpanjang waktu istirahat. Normalnya, tidur terdiri dari beberapa fase. Dua jam pertama biasanya adalah fase relaksasi, di mana seseorang belum bermimpi. Namun, saat tubuh terlalu lelah, fase ini jadi terganggu atau bahkan hilang sama sekali. “Otak punya mekanisme otomatis. Setelah begadang, tidur jadi seperti ‘balas dendam’,” tambah dr. Ade. Akibatnya, seseorang langsung masuk ke fase tidur yang lebih dalam, yang bisa memicu mimpi aneh atau buruk.

Pengaruh Pola Makan terhadap Mimpi

Selain kelelahan, makanan yang disantap saat sahur juga bisa jadi pemicu mimpi buruk. Berdasarkan studi berjudul Dreams of the Rarebit Fiend: Food and Diet as Instigators of Bizarre and Disturbing Dreams oleh T. Nielsen (Psychology Today, 2015), ada hubungan antara jenis makanan dan kualitas mimpi. Penelitian ini melibatkan 396 mahasiswa Kanada berusia rata-rata 21,5 tahun.

Dari survei tersebut, 68 dari 386 peserta mengaku bahwa makanan tertentu yang dimakan larut malam memengaruhi mimpi mereka. Makanan seperti susu, keju, es krim, dan hidangan pedas sering disebut sebagai penyebabnya. Sekitar 27% responden juga melaporkan bahwa makanan manis membuat mimpi mereka jadi aneh. Sementara itu, 26 peserta percaya bahwa makan terlalu larut malam mengganggu kualitas tidur dan memicu mimpi buruk.

Penelitian lain dari Universitas Montreal, Kanada, juga menemukan hasil serupa. Sebanyak 9,5% partisipan meyakini bahwa tidur setelah makan meningkatkan risiko mimpi buruk. Hal ini terjadi karena proses pencernaan memengaruhi aktivitas otak saat tidur.

Dampak Tidur Setelah Makan pada Otak

Tidur segera setelah makan, terutama jika menu sahurnya tinggi gula atau lemak, bisa mengacaukannya aktivitas otak. Ketika tubuh mencerna makanan, sistem metabolisme bekerja lebih keras. Hal ini memengaruhi fungsi otak, terutama saat memasuki fase tidur nyenyak. Aktivitas listrik di otak jadi lebih intens, yang dapat memunculkan mimpi buruk atau pengalaman tidur yang tidak nyaman.

Tips Menghindari Mimpi Buruk Setelah Sahur

Untuk mengurangi risiko mimpi buruk, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dicoba:

Hindari Begadang Berlebihan – Usahakan tidur cukup sebelum sahur agar tubuh tidak terlalu lelah.

Pilih Menu Sahur yang Sehat – Kurangi konsumsi makanan manis, berlemak, atau pedas yang sulit dicerna.

Beri Jeda Sebelum Tidur – Setelah makan sahur, tunggu 30-60 menit sebelum kembali tidur agar proses pencernaan berjalan lebih lancar.

Mimpi buruk setelah sahur bisa dipicu oleh kelelahan akibat begadang, jenis makanan yang dikonsumsi, dan kebiasaan tidur langsung setelah makan. Dengan memahami faktor-faktor ini, kamu bisa menyesuaikan pola tidur dan makan selama Ramadan agar tetap nyaman dan terhindar dari pengalaman tidur yang mengganggu. Jadi, mulai sekarang, perhatikan kebiasaan sahurmu, ya!

(kkz/kkz)