
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatat penguatan saat pembukaan perdagangan pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Rupiah dibuka di posisi Rp16.610 per dolar AS, menguat sebesar 24,5 poin atau 0,15% dari perdagangan sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan pelemahan dolar AS yang terjadi di pasar global, sehingga memberikan sentimen positif bagi mata uang domestik.
Mengutip Bloomberg, indeks dolar AS tercatat turun tipis 0,03% ke level 97,68 pada pukul 09.05 WIB, mencerminkan berlanjutnya tekanan pada greenback. Sementara itu, mayoritas mata uang utama Asia menunjukkan tren pelemahan terhadap dolar AS.
Baca Juga
Yen Jepang melemah 0,08%, won Korea Selatan turun signifikan 3,22%, dan peso Filipina terkoreksi 0,06%. Hanya baht Thailand yang berhasil terapresiasi sebesar 0,02%.
Pengamat pasar valuta asing Ibrahim Assuaibi menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penguatan rupiah pada perdagangan hari ini. Dari sisi eksternal, salah satu faktor dominan adalah penutupan sebagian besar aktivitas pemerintah AS yang sudah resmi berlaku.
Shutdown ini mengakibatkan terhambatnya sejumlah aktivitas lembaga federal, termasuk penundaan rilis data penting pasar tenaga kerja AS.
Sebenarnya, data penggajian non-pertanian periode September 2025 dijadwalkan rilis pada Jumat pekan ini. Namun, shutdown membuat laporan tersebut tertunda sehingga menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor global.
Data pasar tenaga kerja ini penting karena menjadi indikator utama bagi Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan arah kebijakan suku bunga selanjutnya.
Selain itu, pasar juga masih dirundung keraguan atas kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed. Komentar hawkish sejumlah pejabat bank sentral AS pekan ini menyebabkan ketidakpastian, sehingga menghambat pelemahan lebih lanjut dolar AS meskipun tekanan ekonomi sudah ada.
Hal ini membuat rupiah dan mata uang lainnya bergerak berhati-hati, dengan rupiah pada akhirnya masih mampu menguat.
Dari sisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD 5,49 miliar pada Agustus 2025.
Surplus ini didapat dari total ekspor yang mencapai USD 24,96 miliar dan impor sebesar USD 19,43 miliar. Pencapaian ini menjadi salah satu bukti daya saing ekspor Indonesia yang terus membaik.
Catatan BPS juga menunjukkan bahwa Indonesia sudah mencatat surplus perdagangan selama 64 bulan berturut-turut sejak tahun 2020.
Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi stabilitas nilai tukar rupiah, karena surplus perdagangan mendukung permintaan atas mata uang domestik. Kinerja ekspor yang kuat juga mencerminkan produk-produk Indonesia semakin diminati pasar global.
Menurut Ibrahim Assuaibi, dengan melihat sentimen global dan data surplus neraca perdagangan tersebut, rupiah berpotensi mengalami fluktuasi pada perdagangan hari ini. Namun, secara keseluruhan rupiah diperkirakan akan ditutup menguat di kisaran Rp16.580 hingga Rp16.640 per dolar AS pada perdagangan Kamis, 2 Oktober 2025.
Shutdown Pemerintah AS Berimbas pada Pasar Global
Penutupan sebagian besar pemerintah AS berdampak besar pada pasar keuangan global. Shutdown menyebabkan tertundanya rilis data ekonomi penting, terutama data pasar tenaga kerja yang biasanya menjadi indikator kuat kondisi ekonomi Amerika Serikat.
Data ini berperan penting bagi keputusan The Fed dalam mengatur kebijakan moneter, terutama terkait suku bunga.
Ketidakpastian yang timbul akibat tertundanya data tersebut membuat para investor global lebih berhati-hati. Mereka cenderung menahan posisi dan menunggu kejelasan situasi ekonomi di AS sebelum melakukan langkah besar. Kondisi ini berimbas pada pelemahan dolar AS yang berdampak positif bagi mata uang negara lain termasuk rupiah.
Kebijakan The Fed dan Komentar Hawkish
Meski ada tekanan untuk menurunkan suku bunga karena risiko perlambatan ekonomi, komentar hawkish dari pejabat The Fed masih membuat pasar ragu.
Sikap bank sentral AS yang cenderung memperingatkan kemungkinan tetap mengetatkan kebijakan moneter membuat harapan pelemahan dolar AS terbatas. Namun, faktor shutdown pemerintah AS membuat pelemahan dolar tetap terjadi meski terbatas.
Pergerakan Mata Uang Asia
Di Asia, pergerakan mata uang cukup beragam. Yen Jepang melemah akibat sentimen regional yang kurang mendukung, won Korea Selatan turun cukup signifikan dipengaruhi faktor domestik dan global, sementara peso Filipina juga terkoreksi tipis.
Sebaliknya, baht Thailand berhasil menunjukkan kekuatan dengan apresiasi kecil, menandakan stabilitas ekonomi Thailand yang relatif lebih terjaga.
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Menjadi Kunci Penguatan Rupiah
Surplus perdagangan yang terus berlanjut menjadi salah satu pilar utama penguatan rupiah. Dengan ekspor yang konsisten lebih tinggi dibanding impor, Indonesia menunjukkan kemampuan yang baik dalam menjaga neraca perdagangan positif. Hal ini tidak hanya menguatkan rupiah tapi juga memberikan kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia.
Proyeksi Pergerakan Rupiah
Melihat kondisi saat ini, rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif namun tetap menguat pada perdagangan hari ini dan hari-hari berikutnya.
Rentang nilai tukar diperkirakan berada antara Rp16.580 hingga Rp16.640 per dolar AS. Penguatan ini ditopang oleh surplus neraca perdagangan dan pelemahan dolar AS yang masih berlangsung akibat faktor eksternal.
Rupiah mengawali Oktober 2025 dengan penguatan yang menggembirakan di tengah pelemahan dolar AS. Shutdown pemerintah AS dan penundaan data pasar tenaga kerja menimbulkan ketidakpastian yang menekan dolar, sementara surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi penyangga penguatan rupiah.
Meski ada beberapa risiko dan fluktuasi, kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid serta sentimen global memberikan harapan bagi rupiah untuk terus bergerak positif dalam waktu dekat.

Sindi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Rekomendasi Saham dan Update IHSG Kamis 2 Oktober 2025
- 02 Oktober 2025
2.
Cara Praktis dan Cepat Cek Pajak Kendaraan Online 2025
- 02 Oktober 2025
3.
Jadwal Dividen Interim Astra Agro, Cuan Menanti Pemegang Saham
- 02 Oktober 2025
4.
Rupiah Menguat Hadapi Dolar AS di Awal Oktober 2025
- 02 Oktober 2025
5.
Harga Emas Perhiasan Hari Ini, Pilihan Lengkap Beragam Kadar
- 02 Oktober 2025