Jumat, 03 Oktober 2025

Batik Jadi Jembatan Budaya Indonesia untuk Wisatawan Internasional

Batik Jadi Jembatan Budaya Indonesia untuk Wisatawan Internasional
Batik Jadi Jembatan Budaya Indonesia untuk Wisatawan Internasional

JAKARTA - Batik, warisan budaya yang diakui UNESCO, bukan sekadar kain bercorak indah, tetapi bisa menjadi pintu masuk bagi dunia mengenal kekayaan budaya Indonesia. 

Demikian pandangan Dewan Pakar Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), Taufan Rahmadi, yang menekankan pentingnya pemanfaatan batik sebagai alat diplomasi budaya sekaligus strategi promosi pariwisata internasional.

“Batik itu adalah menurut saya pintu masuk untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia. Pintu masuk untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia,” kata Taufan saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Harga BBM Terbaru Resmi Berlaku di Seluruh SPBU Indonesia

Filosofi di Balik Setiap Motif

Menurut analis kebijakan di bidang pariwisata dari BA Center itu, motif batik bukan sekadar corak hiasan. Setiap pola mengandung filosofi sejarah dan kearifan lokal yang berbeda-beda dari berbagai daerah di Indonesia.

Dari motif keraton Jawa yang sarat simbolisme hingga batik pesisir dengan pengaruh internasional, batik mencerminkan perjalanan budaya bangsa yang kaya dan beragam.

“Tinggal sekarang bagaimana memperkuat narasi itu, memperkuat cerita itu, sehingga batik itu bisa muncul menjadi suatu kekuatan filosofi gaya hidup yang mampu memberikan inspirasi bukan hanya kepada Indonesia, masyarakat Indonesia, tapi juga kepada dunia,“ ucap Taufan.

Dengan kata lain, batik memiliki potensi untuk menjadi ikon budaya yang menembus batas negara, memberikan pengalaman autentik bagi wisatawan mancanegara yang ingin menyatu dengan budaya lokal.

Momentum Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional, yang diperingati setiap 2 Oktober, menjadi momentum strategis untuk menegaskan peran batik sebagai identitas bangsa. 

Sejak pengakuan UNESCO pada 2009, momentum ini dapat dimanfaatkan untuk menggelar festival, promosi, dan event-event kreatif yang menampilkan batik Indonesia.

Keberadaan peringatan ini juga menjadi pengingat bahwa batik bukan hanya simbol estetika, tetapi juga warisan budaya yang harus dilestarikan.

Taufan menekankan bahwa perayaan ini bisa menjadi dorongan bagi generasi muda untuk lebih dekat dengan batik, sekaligus mendorong masyarakat luas ikut menjaga keberlanjutan seni tekstil tradisional ini.

Batik dan Pariwisata Internasional

Dalam perspektif pariwisata, batik bisa dijadikan alat storytelling budaya. Wisatawan yang mengenakan batik bukan sekadar memakai pakaian lokal, tetapi ikut mengalami dan menghargai budaya Indonesia. Hal ini secara tidak langsung menjadi promosi hidup bagi industri kreatif lokal.

“Tinggal bagaimana kita menyusun peta jalan promosi batik dengan tertata. Jika dikelola dengan serius, kain ini bisa menjadi top of mind dari karya-karya fesyen berskala internasional,” ujarnya.

Dengan strategi yang tepat, batik tidak hanya akan mengangkat citra Indonesia di mata dunia, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, membuka peluang ekspor, dan meningkatkan daya tarik wisata budaya.

Sinergi dengan Industri Kreatif

Batik juga berperan sebagai penggerak ekonomi lokal, terutama bagi perajin dan industri kreatif di berbagai daerah.

Perayaan Hari Batik Nasional dapat menjadi momentum untuk mempromosikan batik melalui pameran, workshop, dan fashion show, sehingga wisatawan tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan proses dan cerita di balik setiap kain.

Dengan menggabungkan pendekatan edukatif dan pengalaman budaya, wisatawan mancanegara dapat diajak memahami nilai sejarah dan filosofi yang terkandung dalam setiap motif batik. Pendekatan ini diharapkan bisa meningkatkan apresiasi internasional terhadap warisan budaya Indonesia.

Melestarikan dan Menjadikan Batik Relevan di Era Modern

Selain sebagai ikon budaya, batik juga memiliki potensi untuk dijadikan gaya hidup modern. Kolaborasi antara desainer muda dan perajin tradisional dapat menghasilkan karya batik kontemporer yang relevan dengan tren fesyen global.

Taufan menekankan, keberlanjutan batik tergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Hal ini bisa diwujudkan melalui pemakaian sehari-hari, pembelajaran di sekolah, dukungan terhadap perajin lokal, hingga promosi melalui media sosial.

“Dengan memperkuat narasi dan cerita di balik batik, kita tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjadikan batik sebagai inspirasi global,” kata Taufan.

Kesimpulan

Batik bukan sekadar pakaian tradisional, tetapi jendela bagi dunia mengenal Indonesia. Melalui Hari Batik Nasional, pemerintah, industri kreatif, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk memanfaatkan batik sebagai alat diplomasi budaya, promosi pariwisata, dan penggerak ekonomi lokal.

Dengan strategi yang tepat, batik memiliki potensi menjadi ikon budaya yang menginspirasi dunia, sekaligus menjaga agar warisan tradisional tetap relevan di era modern. 

Peringatan Hari Batik Nasional bukan hanya soal mengenakan kain, tetapi tentang menghidupkan cerita, filosofi, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bulog Pastikan Beras Aman Dikonsumsi Lewat Pemeliharaan Rutin

Bulog Pastikan Beras Aman Dikonsumsi Lewat Pemeliharaan Rutin

Pertamina Tambah Stok LPG Dukung UMKM Mandalika 2025

Pertamina Tambah Stok LPG Dukung UMKM Mandalika 2025

MHU Tingkatkan Kemandirian Desa Lewat Pendidikan dan Kakao

MHU Tingkatkan Kemandirian Desa Lewat Pendidikan dan Kakao

Kebijakan Pemerintah Perkuat Kesejahteraan dan Produksi Petani

Kebijakan Pemerintah Perkuat Kesejahteraan dan Produksi Petani

Bapanas Tegaskan Stabilitas Harga Beras Tetap Terjaga Optimal

Bapanas Tegaskan Stabilitas Harga Beras Tetap Terjaga Optimal