Tangerang Selatan Paling Berpolusi, Warga Diminta Waspada
JAKARTA - Pagi ini, Tangerang Selatan tercatat sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk di Indonesia, menurut data dari IQAir. Indeks Kualitas Udara (AQI) di kota Banten ini mencapai angka 142, menempatkan Tangsel pada kategori “tidak sehat bagi kelompok sensitif”.
Kondisi ini disebabkan tingginya konsentrasi PM2.5, yaitu 10,4 kali dari nilai panduan tahunan yang ditetapkan oleh WHO.
"Kualitas udara di Tangerang Selatan tidak sehat bagi kelompok sensitif," ungkap IQAir, Jumat (3/10/2025).
Baca JugaPrestasi Gemilang Karate Indonesia di Kejuaraan Internasional JKA 2025
Kota Lain yang Masuk Daftar Polusi
Di posisi kedua, terdapat Surabaya dengan AQI 109, juga berada di kategori “tidak sehat bagi kelompok sensitif”. Konsentrasi partikel halus PM2.5 di kota pahlawan mencapai 7,5 kali nilai panduan tahunan WHO.
Sementara itu, Kecamatan Serpong di Tangerang Selatan menempati posisi ketiga dengan AQI 94, tergolong kategori “sedang”. Kota Jakarta berada di urutan keempat dengan AQI 90, juga masuk kategori sedang.
Beberapa kota lain yang tercatat memiliki kualitas udara sedang meliputi:
Depok, Jawa Barat
Badung, Bali
Bandung, Jawa Barat
Palembang, Sumatra Selatan
Tangerang, Banten
Bekasi, Jawa Barat
Dampak Polusi bagi Masyarakat
Polusi udara tinggi dapat memberikan dampak signifikan bagi kesehatan, terutama bagi kelompok sensitif seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan. PM2.5, partikel halus yang mampu menembus paru-paru, menjadi perhatian utama karena dapat memicu iritasi saluran pernapasan, alergi, hingga gangguan jantung.
Rekomendasi untuk Masyarakat
Bagi wilayah dengan kualitas udara tidak sehat, IQAir memberikan sejumlah rekomendasi:
Mengurangi atau tidak melakukan aktivitas di luar ruangan.
Menutup jendela agar udara kotor tidak masuk.
Menggunakan masker saat berada di luar.
Menyalakan alat penyaring udara di rumah atau kantor.
Sementara itu, untuk wilayah dengan kualitas udara sedang, kelompok sensitif tetap dianjurkan:
Mengurangi aktivitas fisik di luar ruangan.
Menutup jendela rumah dan kantor.
Menggunakan masker saat keluar rumah.
Mengoptimalkan penggunaan penyaring udara.
Kesadaran dan Tindakan Preventif
Peringatan ini menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk memantau kualitas udara setiap hari, terutama di kota-kota besar dengan konsentrasi polusi tinggi. Dengan langkah-langkah preventif, dampak polusi dapat diminimalkan, sehingga kesehatan masyarakat tetap terjaga.
Data terbaru ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan industri untuk mengendalikan emisi dan meningkatkan regulasi lingkungan. Menteri Hanif sebelumnya menyebutkan, lebih dari 6.800 cerobong industri di Jabodetabek turut berkontribusi terhadap penurunan kualitas udara.
Menghadapi Polusi di Aktivitas Sehari-hari
Masyarakat disarankan selalu memantau kualitas udara melalui aplikasi atau laman resmi seperti IQAir, BMKG, atau instansi lingkungan terkait. Dengan mengetahui kondisi udara secara real-time, warga dapat menyesuaikan aktivitas harian, mulai dari olahraga, perjalanan ke kantor, hingga kegiatan luar rumah lainnya.
Kondisi ini juga menjadi panggilan bagi masyarakat untuk mengurangi sumber polusi pribadi, seperti penggunaan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil, pembakaran sampah, dan aktivitas lain yang berpotensi menambah kadar PM2.5 di udara.
Dengan kesadaran dan tindakan kolektif, masyarakat dapat berperan aktif menjaga kualitas udara, sekaligus mengurangi risiko kesehatan akibat polusi yang terus meningkat di sejumlah kota besar Indonesia.
Rekomendasi
