
JAKARTA - Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, pemerintah tidak hanya berfokus pada kelancaran arus transportasi, tetapi juga menyiapkan strategi khusus untuk menjaga daya beli masyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menggelar program pesta diskon tiket transportasi umum, mulai dari kereta api, kapal laut, hingga pesawat terbang.
Kebijakan ini dianggap sebagai bagian dari stimulus ekonomi yang diharapkan dapat memberi ruang lebih bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan, baik mudik ke kampung halaman maupun berwisata. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa stimulus tersebut bertujuan agar aktivitas konsumsi masyarakat tetap terjaga di tengah tantangan ekonomi.
“Kita ingin daya beli menguat. Berbagai program stimulus ekonomi kami siapkan,” kata Airlangga di Jakarta.
Baca Juga
Diskon Kereta Api, Kapal, hingga Pesawat
Pemerintah menyediakan diskon besar-besaran untuk berbagai moda transportasi. Untuk tiket kereta api, diskon yang ditawarkan mencapai 30 persen. Program ini berlaku mulai 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026 dengan target 1,5 juta penumpang.
“Untuk stimulus Natal dan Tahun Baru 2026, tiket kereta api diskon persen, mulai 22 Desember (2025) sampai 10 Januari (2026). Sebanyak 1,5 juta penumpang,” jelas Airlangga.
Selain kereta api, transportasi laut juga masuk dalam program diskon. PT Pelni (Persero) menyiapkan tiket dengan potongan harga 20 persen untuk sekitar 405 ribu penumpang dengan periode perjalanan mulai 17 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.
Tidak hanya itu, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) juga memberikan diskon tiket kapal penyeberangan. Program ini berlaku untuk 227 ribu penumpang dan 491 ribu kendaraan dalam periode 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.
Pemerintah pun turut menyiapkan potongan harga tiket pesawat. Program diskon ini berlaku untuk pembelian tiket sejak 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026. Jumlah penumpang yang berpotensi menikmati potongan harga ini diperkirakan mencapai 36 juta orang.
“PPN (pajak pertambahan nilai)-nya ditanggung pemerintah. Dengan diskon fuel charge dan harga avtur nanti akan ada penurunan tiket antara 12 persen sampai dengan 14 persen,” tambah Airlangga.
Stimulus Ekonomi Jangka Pendek
Kebijakan pesta diskon transportasi ini tidak berdiri sendiri. Sebelumnya, pemerintah juga telah meluncurkan berbagai program stimulus ekonomi untuk memperkuat daya beli masyarakat. Di antaranya, pembukaan lowongan magang bagi 20 ribu fresh graduate dengan gaji setara upah minimum provinsi (UMP).
Selain itu, pemerintah memberikan diskon 50 persen iuran BPJS Ketenagakerjaan bagi para pekerja sektor informal, seperti pengemudi ojek online (ojol), ojek pangkalan, sopir, kurir, dan pekerja logistik. Target penerima manfaat mencapai 731.361 orang untuk perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
Langkah-langkah ini mencerminkan upaya pemerintah dalam menjaga daya beli dan memastikan kelompok masyarakat produktif tetap terlindungi secara ekonomi.
Menjaga Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi
Diskon tiket perjalanan pada masa libur panjang Nataru bukan hanya strategi untuk meringankan beban biaya perjalanan masyarakat, tetapi juga menjadi pendorong konsumsi rumah tangga. Seperti diketahui, konsumsi masyarakat masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan biaya transportasi yang lebih terjangkau, masyarakat diharapkan lebih leluasa melakukan perjalanan, berbelanja, maupun menggerakkan sektor pariwisata. Hal ini pada akhirnya bisa memberi multiplier effect terhadap perekonomian nasional.
Lebih jauh, stimulus ini juga berfungsi menjaga optimisme publik di tengah tantangan harga kebutuhan pokok yang berfluktuasi serta kondisi global yang tidak menentu.
Harapan untuk Arus Mudik Lancar
Selain soal harga tiket, pemerintah tetap menaruh perhatian besar pada kelancaran arus transportasi menjelang libur Nataru. Diskon tiket tidak hanya menjadi instrumen ekonomi, tetapi juga diharapkan membantu pemerataan arus penumpang dengan memanfaatkan berbagai moda transportasi.
Dengan begitu, lonjakan penumpang bisa terdistribusi secara lebih merata antara kereta api, kapal laut, dan pesawat, sehingga mengurangi potensi penumpukan pada satu moda tertentu.
Masyarakat Sambut Antusias
Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama mereka yang sudah menyiapkan agenda mudik maupun berlibur. Potongan harga yang signifikan dinilai membantu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, terlebih pada periode akhir tahun yang identik dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi.
Bagi pelaku usaha pariwisata, stimulus ini juga dipandang akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik ke berbagai destinasi, sehingga mendorong perputaran ekonomi di daerah.
Langkah Strategis Jangka Panjang
Walaupun bersifat jangka pendek, kebijakan pesta diskon transportasi ini bisa menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyusun strategi jangka panjang dalam mendorong keterjangkauan biaya perjalanan. Dengan transportasi publik yang lebih terjangkau, mobilitas masyarakat akan semakin tinggi dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Bagi sektor transportasi sendiri, kebijakan ini diharapkan menjadi momentum pemulihan pasca pandemi dan peningkatan efisiensi operasional, terutama dengan dukungan subsidi pajak dan biaya avtur yang ditanggung pemerintah.

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
2.
3.
Liverpool Hadapi Tantangan Tanpa Alisson Selama Enam Pekan
- 03 Oktober 2025
4.
7 Varian Greek Yogurt Terbaik untuk Pola Hidup Sehat
- 03 Oktober 2025