.jpg)
JAKARTA - Tragedi runtuhnya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan puluhan santri, mendapat perhatian tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Pemerintah Malaysia, melalui perwakilannya di Jakarta, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa memilukan yang merenggut puluhan nyawa tersebut.
Dalam sambutannya saat menghadiri acara peringatan Hari Malaysia di Jakarta pada Selasa malam, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato' Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas tragedi yang terjadi pada akhir September lalu itu.
“Kami mengucapkan duka cita atas tragedi di Pesantren Al Khoziny yang telah mengorbankan 67 nyawa,” ujarnya.
Baca Juga
Diplomat Malaysia itu turut menyampaikan doa agar para korban yang gugur dalam insiden tersebut mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Kami mengharapkan supaya arwah para korban yang jatuh dalam insiden di pesantren Sidoarjo tersebut mendapat rahmat dari Allah SWT. Kami juga mendoakan supaya keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi ketentuan Ilahi ini,” tambahnya.
Kronologi Tragedi: Bangunan Ambruk Saat Santri Salat
Peristiwa memilukan itu terjadi pada 29 September 2025 di kawasan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Sebuah bangunan empat lantai milik Pondok Pesantren Al Khoziny runtuh secara tiba-tiba saat sedang dilakukan proses renovasi.
Naasnya, pada saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan salat berjamaah di lantai bawah gedung tersebut. Runtuhnya struktur bangunan menyebabkan banyak santri terjebak di bawah tumpukan beton dan puing-puing.
Insiden ini segera memicu operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) berskala besar yang dikoordinasikan oleh berbagai pihak. Tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, serta puluhan relawan diterjunkan ke lokasi sejak hari pertama untuk mengevakuasi para korban.
Operasi Penyelamatan: 171 Korban, 67 Jiwa Tak Tertolong
Setelah upaya pencarian yang dilakukan secara intensif selama sembilan hari, tim SAR akhirnya berhasil mengevakuasi seluruh korban dari reruntuhan. Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menyampaikan hasil akhir operasi tersebut pada Selasa.
“Dari total 171 korban, sebanyak 104 orang dinyatakan selamat, sedangkan 67 lainnya dilaporkan meninggal dunia,” katanya.
Syafii juga menambahkan bahwa di antara korban yang meninggal, terdapat delapan jenazah yang hanya ditemukan dalam kondisi bagian tubuh yang tidak utuh.
Dengan tuntasnya evakuasi seluruh korban, Basarnas secara resmi menyatakan selesainya misi pencarian dan penyelamatan. Meski demikian, duka mendalam masih menyelimuti keluarga korban serta masyarakat luas, mengingat banyaknya santri yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Perhatian Khusus Pemerintah Pusat
Tragedi ini juga langsung menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut bahwa Presiden terus memantau perkembangan sejak hari pertama kejadian.
“Beliau memonitor terus, makanya Beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait, dan gubernur, wakil gubernur untuk memberikan perhatian,” ujarnya pada Minggu (5/10).
Selain memberikan dukungan kepada keluarga korban, Presiden juga telah memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan pesantren di seluruh Indonesia, terutama dari segi keamanan dan kelayakan struktur. Langkah ini diambil untuk mencegah agar tragedi serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
Duka Lintas Negara: Solidaritas dari Malaysia
Ucapan duka dari pemerintah Malaysia menunjukkan tingginya rasa solidaritas dan empati negara tetangga terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Indonesia. Dalam konteks hubungan bilateral, kedua negara memang memiliki kedekatan budaya, sejarah, dan sosial, termasuk dalam hal pendidikan Islam.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional juga memiliki posisi penting di kedua negara. Oleh karena itu, tragedi yang menimpa santri di Al Khoziny tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh komunitas Muslim di Malaysia.
Pernyataan Dubes Malaysia sekaligus menjadi pengingat bahwa tragedi kemanusiaan seperti ini tidak mengenal batas negara. Rasa empati dan kepedulian menjadi jembatan penting dalam mempererat hubungan antarbangsa, terutama saat menghadapi situasi duka.
Evaluasi Keamanan dan Harapan ke Depan
Tragedi Al Khoziny membawa banyak pelajaran penting bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas. Salah satu poin utama yang kini menjadi fokus adalah standar keamanan bangunan pendidikan, khususnya pesantren yang banyak tersebar di berbagai daerah.
Renovasi atau pembangunan gedung harus memperhatikan aspek teknis dan keselamatan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa struktur bangunan mampu menahan beban aktivitas di dalamnya. Selain itu, penting juga dilakukan audit berkala terhadap kondisi bangunan yang sudah berusia lama agar potensi bahaya bisa terdeteksi lebih awal.
Dalam jangka panjang, kejadian ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat regulasi serta pengawasan terhadap infrastruktur pendidikan berbasis keagamaan.
Duka yang Jadi Pelajaran Bersama
Runtuhnya gedung Pesantren Al Khoziny bukan sekadar peristiwa tragis, tetapi juga peringatan penting tentang pentingnya keamanan fasilitas pendidikan. Duka yang ditinggalkan tidak hanya dirasakan oleh keluarga korban, tetapi juga oleh masyarakat Indonesia secara luas — bahkan lintas batas negara, seperti terlihat dari ucapan belasungkawa yang disampaikan oleh pemerintah Malaysia.

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.