Kamis, 02 Oktober 2025

Indonesia Siapkan Langkah Negosiasi Hadapi Penerapan Tarif Baru dari AS

Indonesia Siapkan Langkah Negosiasi Hadapi Penerapan Tarif Baru dari AS
Foto: Ilustrasi Tarif Impor

JAKARTA - Pemerintah Indonesia bergerak cepat merespons kebijakan perdagangan terbaru dari Amerika Serikat (AS), di mana Negeri Paman Sam menetapkan tarif impor baru sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia. Menyikapi situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar rapat koordinasi yang melibatkan pimpinan kementerian/lembaga serta asosiasi pengusaha di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar Indonesia segera melakukan pendekatan diplomatik dan membuka ruang negosiasi dengan pemerintah AS. Langkah ini juga selaras dengan sikap kolektif negara-negara ASEAN.

"Presiden telah menginstruksikan agar kita segera menyampaikan masukan resmi kepada pemerintah AS. Tujuannya untuk membuka jalur dialog dan mengurangi dampak dari kebijakan tarif tersebut," ujar Airlangga dalam konferensi pers usai rapat.

Baca Juga

Kepastian Biaya Haji 2026 Segera Ditetapkan November 2025

Dorong Perdagangan Seimbang dan Siapkan Proposal Konkret

Sebagai bagian dari strategi diplomasi, Indonesia juga tengah menyiapkan proposal konkret yang akan diajukan ke United States Trade Representative (USTR). Pemerintah akan membuka peluang peningkatan volume impor produk asal AS ke Indonesia, khususnya komoditas seperti kapas, gandum, serta minyak dan gas bumi (migas), sebagai upaya menyeimbangkan neraca perdagangan yang saat ini mencatat surplus US$ 18 miliar di pihak Indonesia.

"Kedutaan Besar AS di Jakarta juga sudah membuka komunikasi dengan USTR, dan saat ini mereka tengah menunggu tanggapan resmi dari Indonesia," tambahnya.

Tarif Berlaku Bertahap, ASEAN Ambil Sikap Bersama

Airlangga menjelaskan bahwa penerapan tarif oleh AS dilakukan dalam dua tahap: 10% sejak 5 April dan meningkat menjadi 32% mulai 9 April. Meski begitu, ia menekankan bahwa tarif yang dikenakan terhadap beberapa negara ASEAN lainnya justru lebih tinggi.

Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia telah aktif berdiskusi dengan sejumlah negara ASEAN, termasuk Malaysia, Singapura, dan Kamboja, guna menyusun strategi regional yang sejalan. Ia juga menyampaikan bahwa mayoritas negara anggota ASEAN memilih pendekatan negosiasi ketimbang retaliasi tarif balasan.

"ASEAN akan tetap mengedepankan jalur diplomasi. Indonesia bersama Malaysia juga mendorong optimalisasi kerja sama dalam kerangka Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), yang ditandatangani sejak 1996 namun kini perlu diperbarui agar sesuai dengan kondisi perdagangan saat ini," jelas Airlangga.

Pertemuan Menteri Perdagangan ASEAN Dijadwalkan

Sebagai langkah lanjutan, pertemuan para menteri perdagangan negara-negara ASEAN dijadwalkan berlangsung pada 10 April mendatang. Agenda utama pertemuan tersebut adalah membahas sikap dan langkah bersama ASEAN dalam menghadapi kebijakan tarif baru dari AS.

Pemerintah Indonesia memastikan akan terus menjaga komunikasi aktif dan mendorong solusi yang mengedepankan kepentingan nasional sekaligus menjaga stabilitas hubungan dagang internasional secara konstruktif.

(kkz/kkz)

Kevin Khanza

Kevin Khanza

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kemhan Salurkan 4,8 Juta Multivitamin untuk Dapur MBG

Kemhan Salurkan 4,8 Juta Multivitamin untuk Dapur MBG

Menteri PANRB Dorong Inovasi All Indonesia untuk Layanan Publik

Menteri PANRB Dorong Inovasi All Indonesia untuk Layanan Publik

Menteri Kesehatan Dorong Percepatan Sertifikat Higienis Dapur MBG

Menteri Kesehatan Dorong Percepatan Sertifikat Higienis Dapur MBG

BNN Tekankan Nilai Pancasila Jadi Pedoman Aparatur Negara

BNN Tekankan Nilai Pancasila Jadi Pedoman Aparatur Negara

BPJPH Pastikan Sertifikasi Halal Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

BPJPH Pastikan Sertifikasi Halal Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi