
JAKARTA - Era bahan bakar fosil perlahan ditinggalkan. PT Pertamina Patra Niaga tampil ambisius mendorong transisi ke energi hijau melalui percepatan pemanfaatan biofuel, SAF, dan energi terbarukan lain.
Dalam acara Green Energy Summit 2025 yang digelar Selasa, 23 September 2025, Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, menyampaikan komitmen kuat perusahaan terhadap perubahan ini.
“Transisi energi di Indonesia bukanlah hal baru. Sejak 2008, kita telah menjalankan program biodiesel, dari 2,5 persen kini sudah mencapai B40 atau 40 persen. Ini bukti nyata bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil,” ujar Harsono.
Baca JugaSubsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
Fokus utama yang disebutkan Harsono adalah sektor penerbangan, yang dianggap sebagai area strategis.
“Pesawat listrik belum ada, sehingga kuncinya ada pada drop?in fuel.
SAF dapat langsung digunakan tanpa perlu modifikasi pesawat maupun infrastruktur bandara. SAF yang berbasis used cooking oil (UCO) mampu mengubah limbah menjadi energi bernilai ekonomi dan sekaligus menekan jejak karbon,” jelasnya.
Inovasi Bahan Bakar Terbarukan dan Tantangannya
Pertamina telah melakukan serangkaian uji coba SAF dan menyatakan hasilnya aman untuk penerbangan komersial. Pemerintah sendiri menargetkan pemanfaatan 1 persen SAF pada 2027.
Pertamina juga telah menjalankan uji coba SAF bersertifikasi di Kilang Cilacap dan di tiga bandara besar.
Selain SAF, perusahaan mengembangkan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau dikenal sebagai Pertamina Renewable Diesel, serta memperluas distribusi Pertamax Green 95 (campuran etanol RON 95) yang kini tersedia di 150 SPBU.
Harsono menyebut, penetrasi biofuel akan semakin agresif ke depan.
“Tentunya hal ini perlu alignment yang kuat, tidak hanya dari sisi teknis dan operasional, tapi juga dengan para stakeholder, termasuk industri otomotif dan pelanggan,” tambahnya.
Internally, Pertamina Patra Niaga pun menjalankan transformasi hijau di operasionalnya.
Beberapa terminal BBM dan SPBU Green Energy Station kini menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mengurangi penggunaan energi fosil.
Menurut Harsono, transisi energi adalah perjalanan panjang.
“Tantangan masih ada, kami percaya dengan kolaborasi semua pihak, energi hijau dapat menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional,” tutupnya.

Zahra
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Hasil dan Klasemen Liga Champions 2025/2026: Inter Milan Menang, Benfica Kalah
- Rabu, 01 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Arsenal Menang Dramatis, Insiden Panas Warnai Laga Newcastle
- 30 September 2025
2.
Arne Slot Geram Liverpool Kalah Injury Time Lawan Palace
- 30 September 2025
3.
Komentar Arne Slot Soal Pemain Liverpool Tuai Sorotan
- 30 September 2025
4.
AC Milan Rebut Puncak Serie A Usai Kalahkan Napoli
- 30 September 2025
5.
ESDM Desak Shell Cs Rutin Beli BBM dari Pertamina
- 30 September 2025