
JAKARTA - Fenomena hujan es yang mengguyur Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Senin (29 September 2025), sempat mengejutkan masyarakat setempat. Bukan hanya karena jarang terjadi di wilayah tropis, tetapi juga karena hujan es tersebut berlangsung bersamaan dengan angin kencang dan padamnya listrik di beberapa titik.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemudian memberikan penjelasan resmi mengenai penyebab peristiwa ini dan meminta warga tetap waspada meski kondisi berangsur normal.
Fenomena Awan Cumulonimbus Jadi Pemicu
Baca JugaMarcus Rashford Gacor di Barcelona, Masa Depan Masih Misterius
Menurut Prakirawan BMKG Raden Intan Lampung, Yoyok Dewantoro, hujan es di Liwa disebabkan oleh aktivitas awan Cumulonimbus. Jenis awan ini kerap menjadi pemicu terjadinya hujan lebat, angin kencang, petir, bahkan hujan es.
“Hujan es terbentuk karena di dalam awan Cumulonimbus terdapat arus naik (updraft) yang sangat kuat, sehingga butiran es kecil di dalam awan terdorong naik-turun berkali-kali,” kata Yoyok dalam keterangannya di Bandarlampung, Selasa.
Ia menambahkan bahwa fenomena hujan es semacam ini biasanya berlangsung singkat, yakni sekitar lima hingga sepuluh menit, dan terjadi pada periode hujan deras di suatu daerah.
Proses Terbentuknya Hujan Es
Yoyok menjelaskan lebih lanjut bahwa saat butiran es di awan bergerak naik-turun, partikel tersebut membeku secara berlapis-lapis hingga beratnya cukup untuk jatuh ke permukaan bumi sebagai es.
“Saat bergerak naik turun, butiran es ini membeku berlapis-lapis hingga cukup berat saat jatuh ke permukaan sebagai es,” ujarnya.
Penjelasan ini sejalan dengan laporan BMKG tentang proses terjadinya hujan es di wilayah tropis. Fenomena tersebut jarang terjadi, tetapi bukan hal yang mustahil, terutama ketika kondisi atmosfer mendukung pembentukan awan Cumulonimbus berintensitas tinggi.
Imbauan BMKG: Tetap Waspada Meski Kondisi Normal
Meskipun fenomena hujan es di Liwa relatif singkat, BMKG meminta masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem. Yoyok menekankan pentingnya masyarakat untuk mencari informasi terkini melalui kanal resmi BMKG, termasuk situs web dan aplikasi resmi, agar tidak keliru dalam menyikapi peringatan cuaca.
“Meski kejadian ini cukup singkat, tetapi kami tetap meminta masyarakat waspada dan mencari informasi secara resmi ke BMKG terkait prakiraan cuaca,” ujarnya.
Imbauan ini penting mengingat perubahan cuaca ekstrem dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama di tengah pola iklim yang dinamis di Indonesia.
Reaksi Warga Liwa: Kaget dan Terkejut
Salah seorang warga di Lampung Barat, Elva, mengaku terkejut saat hujan es terjadi di dekat Liwa pada Senin sore. Menurutnya, fenomena ini baru pertama kali ia rasakan selama tinggal di daerah tersebut.
“Selama saya di sini baru kali ini merasakan hujan es di dekat Liwa. Jadi memang saat kejadian itu sedang di rumah dan bunyi di atas keras sekali bikin kaget,” kata Elva.
Kesaksian warga ini memperkuat kesan langka dari fenomena hujan es di kawasan tropis seperti Lampung Barat. Selain angin kencang, beberapa warga juga melaporkan padamnya lampu di sekitar lokasi saat hujan es berlangsung.
Fenomena Langka di Wilayah Tropis
Sebagai informasi, fenomena hujan es biasanya lebih umum terjadi di negara-negara beriklim subtropis atau sedang. Namun, Indonesia yang berada di wilayah tropis juga berpotensi mengalami hujan es jika pembentukan awan Cumulonimbus berlangsung intens.
BMKG sendiri mencatat bahwa hujan es di wilayah tropis seringkali dipicu oleh kombinasi suhu permukaan tinggi, kelembapan udara yang cukup, dan arus naik yang kuat di atmosfer. Faktor-faktor tersebut menciptakan kondisi yang memungkinkan butiran es terbentuk dan jatuh ke permukaan.
Pentingnya Edukasi Publik soal Cuaca Ekstrem
Peristiwa di Liwa menunjukkan pentingnya edukasi masyarakat tentang cuaca ekstrem. Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat lebih siap menghadapi fenomena seperti hujan es, angin kencang, atau petir. BMKG melalui kanal resmi terus menyediakan informasi terkini terkait prakiraan cuaca, termasuk peringatan dini untuk wilayah-wilayah berpotensi terdampak.
Mengakses informasi resmi juga membantu menghindari penyebaran kabar yang keliru atau berlebihan di media sosial. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat, seperti mengamankan kendaraan atau barang-barang yang rentan rusak saat hujan es terjadi.
Upaya BMKG dalam Memantau Fenomena Atmosfer
BMKG secara rutin memantau dinamika atmosfer dan merilis peringatan dini untuk daerah-daerah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Peringatan ini mencakup berbagai fenomena, mulai dari hujan lebat, angin kencang, gelombang tinggi di laut, hingga hujan es.
Khusus di Lampung Barat, BMKG telah mengimbau agar masyarakat tetap waspada meskipun kondisi cuaca saat ini sudah berangsur normal. Hal ini karena potensi hujan lebat disertai angin kencang masih mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Fenomena hujan es yang terjadi di Liwa, Lampung Barat, menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem dapat terjadi kapan saja, termasuk di daerah tropis. Penjelasan BMKG melalui Prakirawan Yoyok Dewantoro menegaskan bahwa awan Cumulonimbus menjadi pemicu utama peristiwa ini.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, mencari informasi cuaca dari sumber resmi, dan memahami tanda-tanda terjadinya fenomena cuaca ekstrem. Dengan kesiapsiagaan yang baik, dampak dari kejadian tak terduga seperti hujan es dapat diminimalisir.

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Detail Spesifikasi Lengkap Huawei MatePad 11.5 dan Fitur Unggulannya
- Selasa, 30 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
ESDM Desak Shell Cs Rutin Beli BBM dari Pertamina
- 30 September 2025
2.
Strategi Sukses Mega Proyek Perikanan Rp72 Triliun Versi Pakar
- 30 September 2025
3.
Subsidi Energi 2024: Pemerintah Klaim Lunas, DPR Beda Data
- 30 September 2025
4.
Subsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
- 30 September 2025
5.
Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah
- 30 September 2025