
JAKARTA - Perubahan harga bahan pokok di Kota Jogja kerap terjadi hampir setiap hari. Fenomena ini penting diperhatikan masyarakat agar dapat menyesuaikan pengeluaran dan mengatur anggaran pangan secara efektif.
Data Bapanas pada Selasa, 30 September 2025, pukul 12.05 WIB mencatat kenaikan harga cabai merah besar. Dari Rp 47.000/kg sebelumnya, harga kini naik sekitar 4,3% menjadi Rp 49.000/kg.
Sebaliknya, cabai merah keriting justru turun dari Rp 49.000 menjadi Rp 46.571/kg. Ini menandai kedua kalinya harga cabai jenis ini kembali ke kisaran Rp 40 ribuan setelah sempat menembus Rp 50 ribu pertengahan September.
Baca JugaMarcus Rashford Gacor di Barcelona, Masa Depan Masih Misterius
Rincian Perubahan Harga Sembako
Selain cabai, sejumlah bahan pangan lain juga mengalami perubahan harga. Berikut daftar harga sembako Jogja versi Bapanas pada 30 September 2025:
Beras premium: Rp 14.500/kg
Beras medium: Rp 12.913/kg
Beras SPHP: Rp 12.500/kg
Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
Bawang merah: Rp 31.571/kg
Bawang putih bonggol: naik dari Rp 30.143 menjadi Rp 30.571/kg
Cabai rawit merah: turun dari Rp 31.857 menjadi Rp 31.429/kg
Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
Daging ayam ras: turun dari Rp 37.167 menjadi Rp 37.000/kg
Telur ayam ras: Rp 27.625/kg
Gula konsumsi: turun dari Rp 17.091 menjadi Rp 17.045/kg
Minyak goreng kemasan: Rp 19.091/liter
Minyak goreng curah: Rp 17.143/liter
Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
Versi PIHPS juga mencatat turunnya cabai merah keriting dari Rp 50.250 menjadi Rp 45.250/kg. Rata-rata harga cabai merah keriting di Indonesia saat ini Rp 58.550/kg, dengan harga tertinggi di Riau (Rp 97.150) dan terendah di Sulawesi Utara (Rp 30.900).
Penyebab Fluktuasi Harga Sembako
Harga sembako tidak stabil karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Pertumbuhan populasi mendorong kenaikan permintaan, sementara produksi pangan sering dipengaruhi faktor alam.
Musim hujan, misalnya, bisa merusak panen cabai akibat busuk atau serangan hama. Sebaliknya, musim kemarau sering meningkatkan hasil panen sehingga harga turun. Kondisi ini menunjukkan harga sembako sangat tergantung pada ketersediaan dan keberhasilan produksi petani.
Faktor distribusi juga memengaruhi harga. Semakin lama dan rumit proses distribusi, semakin mahal harga di pasaran. Persaingan antarpedagang turut memengaruhi stabilitas harga; semakin banyak pedagang, harga cenderung normal, sedangkan pedagang tunggal bisa membuat harga ekstrem.
Strategi Masyarakat Menghadapi Perubahan Harga
Masyarakat perlu memantau harga secara rutin agar dapat menyesuaikan pengeluaran. Membuat daftar kebutuhan pokok mingguan, membeli dalam jumlah yang sesuai, dan memanfaatkan pasar atau distributor lokal bisa membantu menekan biaya.
Selain itu, fleksibilitas memilih jenis bahan pangan yang harganya lebih stabil juga dapat mengurangi tekanan anggaran. Contohnya, mengganti cabai mahal dengan cabai jenis lain atau memanfaatkan bahan alternatif ketika harga melonjak.
Perubahan harga sembako di Jogja pada 30 September 2025 menunjukkan perlunya masyarakat lebih cermat mengelola budget harian. Dengan memahami faktor penyebab fluktuasi dan memanfaatkan strategi hemat, dampak kenaikan harga dapat diminimalkan tanpa mengurangi kebutuhan pangan keluarga.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Detail Spesifikasi Lengkap Huawei MatePad 11.5 dan Fitur Unggulannya
- Selasa, 30 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
ESDM Desak Shell Cs Rutin Beli BBM dari Pertamina
- 30 September 2025
2.
Strategi Sukses Mega Proyek Perikanan Rp72 Triliun Versi Pakar
- 30 September 2025
3.
Subsidi Energi 2024: Pemerintah Klaim Lunas, DPR Beda Data
- 30 September 2025
4.
Subsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
- 30 September 2025
5.
Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah
- 30 September 2025