
JAKARTA - Pagi menjelang di Desa Westkus, Kecamatan Kepahiang, Bengkulu, kabut tipis menyelimuti perkebunan kopi yang terletak di ketinggian 600–800 meter di atas permukaan laut. Warga desa, mayoritas petani kopi, mulai menapaki tanah basah menuju kebun mereka. Di beranda rumah panggung, segelas kopi panas menjadi teman penghangat tubuh sebelum hari dimulai.
Meski desa ini kaya akan kebun kopi, kehidupan petani tidak selalu sejahtera. Banyak dari mereka masih menjual hasil panen ke tengkulak, yang membuat pendapatan bergantung pada harga pasar. "Ada ratusan hektar kebun kopi di desa kami. Sayangnya kami masih petani biasa, berkebun kopi lalu jual ke tauke. Kalau harga tinggi kami beruntung, kalau harga jeblok petani buntung," kata Fidian (35), petani kopi yang menekuni usaha warisan orangtuanya.
Dari Petani Biasa Jadi Pengolah Kopi Premium
Baca JugaSubsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
Bermodal tekad untuk mengubah nasib, Fidian belajar mengolah kopi dari biji menjadi produk siap saji berkualitas premium. Sejak 2018, ia mengikuti pelatihan dan belajar strategi pemasaran digital. Bersama beberapa petani milenial, ia membentuk kelompok tani untuk memperkuat posisi mereka agar sektor swasta dan pemerintah terlibat memberikan pelatihan, pameran, hingga bantuan modal dan teknologi.
Pada 2020, mereka meluncurkan kopi premium dengan merek “West Kust Coffee 1908”. Produk ini menggunakan biji robusta petik merah dan gula aren sebagai bahan baku lokal yang mudah diperoleh di desa. Nama “West Kust” sendiri mengacu pada sejarah Desa Westkus yang lahir pada 1908. Bahkan, Bung Karno dan Ibu Fatmawati yang pernah berkunjung ke Kepahiang diabadikan pada kemasan sebagai bentuk penghormatan.
Ekspansi Penjualan dan Pasar Internasional
Penjualan kopi dilakukan secara offline, online, dan melalui promosi mulut ke mulut. Aroma dan cita rasa premium menjadi daya tarik utama produk ini. Meskipun pendapatan bersih bulanan baru mencapai sekitar Rp 7 juta, kopi West Kust sudah diminati pembeli dari kota-kota besar di Indonesia, bahkan hingga Jepang dan China.
Fidian memanfaatkan media sosial secara aktif untuk edukasi kopi. Ia membagikan tips menjadi barista, cara mengolah kopi yang baik, hingga resep minuman berbasis kopi. Penjualan online dan offline membantu menambah pendapatan keluarga sekaligus memperluas jangkauan pasar.
"Jadi kebun kopi tetap dirawat serta tetap menghasilkan, kami bersyukur juga mendapatkan tambahan hasil olahan kopi siap konsumsi," ungkap Fidian.
Membangun Reputasi Lewat Kompetisi dan Kualitas
Selain mengelola produksi, Fidian juga mahir meracik kopi. Ia pernah menjuarai berbagai kompetisi barista, yang turut memperkuat reputasi brand West Kust Coffee. Tantangan utama, menurut Fidian, adalah menjaga konsistensi citarasa, mengelola modal, dan memastikan kepuasan pelanggan.
“Menjadi pengusaha kopi tantangannya kompleks ya. Intinya bagaimana membuat pelanggan puas dengan layanan. Jadi petani, pengusaha kopi jangan pelit karena Tuhan yang memberikan itu semua, Tuhan tidak pelit, maka kita juga tidak boleh pelit,” tutup Fidian sembari menyeruput kopi pekatnya.
Pelajaran dari Desa Westkus
Kisah Fidian dan kelompok tani milenial di Desa Westkus menunjukkan bahwa ketekunan, inovasi, dan kolaborasi bisa mengubah nasib komunitas petani. Dari yang sebelumnya hanya menjual hasil panen, mereka kini mampu memproduksi kopi premium dengan standar internasional.
Langkah ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi desa. Dengan akses ke pasar global, desa kecil di Bengkulu ini menunjukkan bahwa produk lokal bisa bersaing di kancah internasional dengan kualitas dan inovasi yang tepat.
Kisah ini juga menekankan pentingnya pendidikan, teknologi, dan pemasaran digital dalam mengembangkan usaha pertanian. Petani yang mampu menguasai pengetahuan ini dapat menembus pasar lebih luas, memaksimalkan keuntungan, dan membangun brand yang berkelanjutan.
Desa Westkus di Kepahiang, Bengkulu, membuktikan bahwa inovasi dari akar rumput mampu menciptakan peluang besar. Dari kebun kopi tradisional menjadi produk premium yang diekspor ke luar negeri, perjalanan West Kust Coffee menjadi inspirasi bagi petani muda di seluruh Indonesia. Dengan dedikasi, kreativitas, dan kolaborasi, petani bisa mengubah tantangan menjadi peluang, serta membangun kesejahteraan masyarakat desa melalui kopi

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Detail Spesifikasi Lengkap Huawei MatePad 11.5 dan Fitur Unggulannya
- Selasa, 30 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
ESDM Desak Shell Cs Rutin Beli BBM dari Pertamina
- 30 September 2025
2.
Strategi Sukses Mega Proyek Perikanan Rp72 Triliun Versi Pakar
- 30 September 2025
3.
Subsidi Energi 2024: Pemerintah Klaim Lunas, DPR Beda Data
- 30 September 2025
4.
Subsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
- 30 September 2025
5.
Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah
- 30 September 2025