
JAKARTA - Pasar batu bara global menunjukkan penguatan harga pada Jumat (26 September 2025), seiring dengan langkah pemerintah Amerika Serikat yang memberikan dorongan bagi industri batu bara. Meski harga untuk kontrak Newcastle September 2025 tercatat turun tipis US$ 0,1 menjadi US$ 103,75 per ton, kontrak untuk Oktober dan November justru mengalami lonjakan signifikan, masing-masing naik US$ 1,35 menjadi US$ 106,4 dan US$ 1,55 menjadi US$ 108,75 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam juga mencatat penguatan pada periode yang sama. Untuk September 2025, harga naik US$ 0,15 menjadi US$ 92,95 per ton, Oktober meningkat US$ 0,05 menjadi US$ 94,25, dan November naik US$ 0,1 menjadi US$ 95,7 per ton.
Meskipun ada penguatan mingguan, secara bulanan harga batu bara masih melemah 4,62%, dan dibandingkan September tahun lalu, harganya turun 23,78%. Historisnya, batu bara pernah mencetak rekor tertinggi US$ 457,80 per ton pada September 2022, menunjukkan volatilitas pasar yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Baca JugaSubsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
Dorongan dari Kebijakan Pemerintah AS
Penguatan harga batu bara sebagian besar ditopang oleh kebijakan dan perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang ditujukan untuk memperkuat sektor energi. Salah satu langkah penting adalah penerapan tarif royalti baru untuk produksi batu bara di lahan federal dan publik.
Kementerian Dalam Negeri AS melalui Bureau of Land Management (BLM) menekankan bahwa royalti ini menjadi sumber penting bagi kas negara. Dana dari royalti digunakan untuk membiayai proyek publik, termasuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan keamanan nasional.
Sejak kampanye pemilu, Trump menekankan kebijakan energi pro-batu bara dengan slogan “drill baby, drill.” Setelah kembali menjabat, ia menindaklanjuti janji politik tersebut dengan menandatangani sejumlah perintah eksekutif untuk memperluas operasi batu bara serta memangkas regulasi yang dianggap menghambat pertumbuhan industri.
BLM pun menetapkan tarif royalti baru secara resmi melalui aturan final langsung (Direct Final Rule) yang menjadi bagian dari paket kebijakan ‘One Big Beautiful Bill (OBBB)’. Kebijakan ini diprediksi akan meningkatkan produksi dan investasi di sektor batu bara, sekaligus menstabilkan harga di pasar global.
Pengaruh terhadap Pasar Global dan Investor
Langkah-langkah pemerintah AS ini langsung memengaruhi persepsi pasar global terhadap batu bara. Dengan adanya kepastian regulasi dan insentif produksi, investor melihat prospek sektor batu bara lebih stabil, sehingga kontrak jangka menengah dan panjang, seperti untuk Oktober dan November, mencatat kenaikan harga.
Penguatan harga ini juga berdampak pada perusahaan penambangan batu bara di Amerika Serikat dan eksportir utama seperti Indonesia, Australia, dan Rusia. Permintaan batu bara di pasar Asia, khususnya untuk pembangkit listrik di China, India, dan Jepang, tetap menjadi faktor penentu harga di bursa internasional.
Faktor kebijakan Trump ini juga menimbulkan optimisme terhadap efisiensi industri dan peningkatan produksi. Penerapan tarif royalti yang jelas memberikan kepastian fiskal bagi perusahaan penambangan, yang dapat memanfaatkan dana royalti untuk meningkatkan operasi, ekspansi tambang, dan infrastruktur logistik.
Harga Batu Bara dan Tantangan Energi Global
Meskipun ada dorongan kebijakan dari AS, pasar batu bara tetap menghadapi tantangan global. Transisi energi ke sumber terbarukan, penurunan aktivitas manufaktur di beberapa negara, dan fluktuasi permintaan energi menjadi faktor yang memengaruhi volatilitas harga.
Meski demikian, kebijakan Trump memberikan efek positif jangka pendek, terutama bagi harga kontrak yang lebih panjang. Investor dan pelaku industri melihat peluang untuk menyesuaikan produksi dan penjualan, sehingga keuntungan tetap bisa diperoleh walaupun harga batu bara bulan sebelumnya sedikit melemah.
Selain itu, penguatan harga kontrak bulan depan dan bulan November memberikan sinyal positif bahwa industri batu bara masih menarik bagi investor di tengah transisi energi global.
Harga batu bara global menunjukkan dinamika yang kompleks, tetapi didukung oleh kebijakan pemerintah AS yang memperkuat sektor energi, terutama melalui tarif royalti baru dan insentif regulasi. Kontrak jangka menengah dan panjang mencatat penguatan harga, sementara harga jangka pendek masih fluktuatif.
Langkah Trump memberikan kepastian bagi industri batu bara Amerika Serikat, sekaligus memengaruhi harga dan strategi penjualan di pasar internasional. Dengan adanya kebijakan ini, sektor batu bara diproyeksikan tetap menjadi pemain penting dalam kebutuhan energi global, meski menghadapi tekanan transisi ke energi terbarukan.
Investor dan perusahaan penambangan perlu tetap memantau kebijakan energi, harga kontrak, dan permintaan regional untuk merencanakan produksi dan strategi pemasaran. Kebijakan Trump kini menjadi faktor penting yang menstabilkan harga batu bara di tengah pasar global yang dinamis.

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Detail Spesifikasi Lengkap Huawei MatePad 11.5 dan Fitur Unggulannya
- Selasa, 30 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
ESDM Desak Shell Cs Rutin Beli BBM dari Pertamina
- 30 September 2025
2.
Strategi Sukses Mega Proyek Perikanan Rp72 Triliun Versi Pakar
- 30 September 2025
3.
Subsidi Energi 2024: Pemerintah Klaim Lunas, DPR Beda Data
- 30 September 2025
4.
Subsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
- 30 September 2025
5.
Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah
- 30 September 2025