Kamis, 02 Oktober 2025

Perencanaan Keluarga dan Kontrasepsi Kunci Menuju Generasi Emas 2045

Perencanaan Keluarga dan Kontrasepsi Kunci Menuju Generasi Emas 2045
Perencanaan Keluarga dan Kontrasepsi Kunci Menuju Generasi Emas 2045

JAKARTA - Setiap 26 September, dunia memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia (World Contraception Day/WCD), momentum untuk menekankan pentingnya perencanaan kehamilan. Di Indonesia, momen ini menjadi relevan dalam upaya menyiapkan generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji menegaskan, WCD bukan sekadar soal alat kontrasepsi, melainkan bagian dari hak asasi manusia. “Peringatan ini mengingatkan kita bahwa kontrasepsi adalah hak untuk menentukan kapan dan berapa banyak anak yang ingin dimiliki,” ujar Wihaji, Rabu, 1 Oktober 2025.

Dia menekankan keluarga sebagai fondasi utama pembangunan bangsa. Kualitas keluarga menentukan lahirnya generasi sehat, cerdas, dan produktif, yang menjadi modal utama Indonesia Emas 2045.

Baca Juga

Cara Cek Bansos PKH BPNT Oktober 2025 Dengan Mudah

Kontrasepsi: Hak dan Pilihan Sadar

Sejak dibentuk pada 1970, program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia bersifat sukarela. Pasangan diberikan akses dan hak memilih metode kontrasepsi sesuai kebutuhan. BKKBN meluncurkan berbagai inovasi, seperti Lingkaran Biru (Libi) dengan lima jenis kontrasepsi dan Lingkaran Emas (Limas) dengan tujuh jenis, untuk layanan mandiri dan gratis.

Wihaji menekankan pentingnya pilihan sadar. Pasangan diharapkan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memutuskan alat kontrasepsi. “Kontrasepsi bukan sekadar alat, tetapi wujud pilihan sadar pasangan dalam merencanakan keluarga mereka,” ujarnya.

Selain itu, kontrasepsi juga berperan dalam kesehatan ibu, kesiapan ekonomi, dan masa depan anak. Kehamilan terencana memungkinkan keluarga menghasilkan anak yang tumbuh sesuai potensi, bukan sebagai beban ekonomi atau kesehatan.

Kehamilan Terencana dan Generasi Emas

Kehamilan terencana adalah kunci kualitas keluarga. Dengan mempertimbangkan kesehatan, mental, dan finansial, pasangan dapat menyiapkan lingkungan terbaik bagi anak. Anak-anak yang lahir dari perencanaan matang akan lebih sehat, cerdas, dan berdaya.

Sebaliknya, kehamilan tidak direncanakan bisa berdampak negatif pada ibu, anak, dan kondisi ekonomi keluarga. Wihaji menegaskan, “Anak adalah amanah, bukan kejutan. Mari sambut buah hati di waktu terbaik.”

Fenomena childfree juga menjadi perhatian. Banyak perempuan memilih tidak memiliki anak sebagai bagian dari kesadaran hidup. Wihaji menghormati pilihan tersebut, namun menekankan pentingnya keputusan berdasarkan informasi yang benar dan refleksi mendalam.

Peran Laki-laki dalam Perencanaan Keluarga

Perencanaan keluarga bukan hanya urusan perempuan. Laki-laki memiliki peran penting dalam mendukung kesiapan emosional, fisik, dan finansial keluarga. BKKBN mendorong program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) untuk memastikan ayah hadir, mendampingi anak, dan menjadi teladan.

Menurut Wihaji, keterlibatan ayah membantu mengurangi fenomena fatherless dan memastikan keluarga berkualitas. Fenomena childfree bukan ancaman, melainkan tantangan. “Visi Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas generasi penerus,” jelasnya.

Edukasi Remaja untuk Masa Depan

Tahap awal kesadaran kontrasepsi dimulai dari remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi membantu mereka memahami tubuh, fungsi, dan tanggung jawab reproduksi, sekaligus mencegah pernikahan anak dan kehamilan tidak diinginkan.

BKKBN melalui Generasi Berencana (GenRe) menyiapkan remaja untuk hidup berkualitas, sehat, dan berdaya, sebagai calon pengelola generasi emas 2045. Pendidikan kesehatan reproduksi dianggap bukan tabu, melainkan perlindungan bagi remaja.

Makna Hari Kontrasepsi Sedunia

WCD 2025 di Indonesia dipusatkan di Kota Metro, Lampung, pada Kamis, 25 September 2025, dengan tema “Keluarga Berkualitas untuk Indonesia Emas 2045: Kehamilan Terencana, Keluarga Sejahtera.” Tema ini menegaskan kontrasepsi sebagai bagian dari membangun keluarga berkualitas.

Kehamilan yang direncanakan berdampak pada kesehatan ibu dan anak, kesejahteraan ekonomi keluarga, kesiapan mental, dan kualitas pengasuhan. Wihaji menegaskan, “Jika ingin Indonesia mencapai cita-cita besar pada 2045, semuanya harus dimulai dari keluarga yang sadar dan siap menyambut anak-anaknya.”

Dengan demikian, kontrasepsi bukan pembatas, melainkan kunci masa depan bangsa. Perencanaan keluarga yang matang menjadi kontribusi nyata untuk menciptakan generasi Indonesia Emas 2045.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga Sembako Jogja Hari ini, Bawang Merah Naik, Telur Ayam Turun

Update Harga Sembako Jogja Hari ini, Bawang Merah Naik, Telur Ayam Turun

TNI Perkenalkan Seragam PDL Baru Jelang HUT Ke-80

TNI Perkenalkan Seragam PDL Baru Jelang HUT Ke-80

Kepala BGN Jelaskan Kebijakan Ultra-processed Food MBG

Kepala BGN Jelaskan Kebijakan Ultra-processed Food MBG

DPR Sebut Kasus Keracunan MBG Wajar, Perbaikan Diperlukan

DPR Sebut Kasus Keracunan MBG Wajar, Perbaikan Diperlukan

DPR dan Pemerintah Bahas Revisi UU LLAJ Bersama Sopir

DPR dan Pemerintah Bahas Revisi UU LLAJ Bersama Sopir