
JAKARTA - Harga minyak dunia tercatat menguat tipis pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025, pagi waktu Asia. Berdasarkan data Refinitiv pukul 09.55 WIB, minyak mentah Brent berada di US$65,94 per barel, naik dari US$65,45 per barel pada Selasa, 7 Oktober.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$62,26 per barel, meningkat dibanding US$61,73 per barel sehari sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh keputusan OPEC+ yang menahan laju kenaikan produksi untuk November mendatang.
Keputusan OPEC+ memberi sinyal kehati-hatian di tengah kekhawatiran potensi kelebihan pasokan global. Investor menanggapi hal ini positif, meski kenaikan harga tergolong tipis.
Baca JugaKAI Daop 1 Jakarta Catat Lonjakan Penumpang Tertinggi Sepanjang 2025
Analis mencatat, Brent diperdagangkan di kisaran US$65,8–66,04 per barel pada Rabu pagi. Sementara WTI tetap di US$62,26 per barel, menunjukkan stabilitas harga di pasar Asia.
Produksi Tambahan OPEC+ dan Dampaknya pada Pasar
OPEC+ memutuskan menambah produksi hanya 137.000 barel per hari, jumlah paling kecil dari opsi yang dibahas. Langkah ini membantu menstabilkan sentimen pasar, karena investor menilai pasokan global tetap terkendali.
Menurut catatan analis ANZ pada Rabu, 8 Oktober, selama pasar fisik belum menunjukkan tanda pelemahan melalui peningkatan stok, investor kemungkinan akan mengabaikan dampak kenaikan produksi. Pernyataan ini menegaskan bahwa sentimen pasar lebih dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan aktual.
Meskipun harga menguat, potensi kenaikan lebih lanjut masih terbatas. Kekhawatiran gangguan pasokan dari Rusia mulai mereda setelah data menunjukkan pengiriman minyak mentah Rusia mendekati rekor tertinggi dalam 16 bulan terakhir.
Stabilnya ekspor Rusia menjadi faktor utama yang menahan lonjakan harga lebih tinggi. Pasokan tambahan dari negara produsen besar ini menjaga keseimbangan pasar minyak global.
Pelaku pasar kini menunggu laporan resmi dari Energy Information Administration (EIA) yang dirilis malam hari waktu setempat. Data ini diharapkan memberikan gambaran terbaru mengenai stok minyak mentah di Amerika Serikat.
Sebelumnya, American Petroleum Institute (API) melaporkan kenaikan stok minyak mentah sebesar 2,78 juta barel untuk pekan yang berakhir 3 Oktober. Namun, persediaan bensin dan distilat justru mengalami penurunan, menandakan pergeseran distribusi produk minyak.
EIA memperkirakan produksi minyak AS tahun 2025 berpotensi mencetak rekor baru. Proyeksi ini lebih tinggi dibanding estimasi sebelumnya, yang bisa menambah tekanan terhadap harga minyak dalam jangka menengah.
Jika produksi AS mencapai rekor baru, pasokan global akan semakin melimpah. Kondisi ini berpotensi menahan kenaikan harga lebih tinggi, meski permintaan tetap stabil.
Meskipun begitu, penguatan harga minyak Brent dan WTI menunjukkan pasar masih tanggap terhadap keputusan OPEC+. Investor cenderung melihat langkah OPEC+ sebagai bentuk pengendalian pasokan yang hati-hati.
Kombinasi faktor geopolitik, keputusan OPEC+, dan data produksi AS menjadi penentu arah harga minyak ke depan. Analisis jangka pendek menyoroti fluktuasi tipis karena pasar menyeimbangkan risiko pasokan dan permintaan.
Secara keseluruhan, penguatan harga minyak tipis mencerminkan kehati-hatian pasar. Investor tetap waspada terhadap data inventaris dan dinamika geopolitik yang dapat memengaruhi harga.
Di sisi lain, pasar fisik minyak mentah akan terus memantau perubahan stok di AS. Hal ini menjadi indikator utama untuk menilai keseimbangan antara pasokan dan permintaan global.
Keputusan OPEC+ untuk membatasi kenaikan produksi memberikan sinyal stabilisasi pasar. Meskipun demikian, investor menilai setiap perubahan stok dan laporan produksi akan memengaruhi harga dalam beberapa pekan mendatang.
Para analis memperkirakan, penguatan tipis ini masih wajar mengingat stabilnya ekspor Rusia dan pertumbuhan produksi AS. Faktor-faktor ini menjaga pasar tetap seimbang meski ada tambahan pasokan dari OPEC+.
Selain itu, data EIA mendatang akan menjadi acuan utama bagi pelaku pasar. Informasi ini penting untuk menentukan strategi investasi dan prediksi harga minyak ke depan.
Dengan kombinasi keputusan OPEC+, stok AS, dan ekspor Rusia, pasar minyak global tetap dalam kondisi hati-hati. Kenaikan tipis harga minyak menunjukkan keseimbangan sementara antara risiko dan peluang di pasar energi.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
MAP Kurangi Kepemilikan Saham PANI untuk Tingkatkan Likuiditas Pasar
- Kamis, 09 Oktober 2025
RDS Group Perkuat Bisnis Keamanan Siber Nasional Lewat Pendekatan Zero Trust
- Kamis, 09 Oktober 2025
IIF Perluas Kerja Sama Global Dorong Pembiayaan Infrastruktur Hijau
- Kamis, 09 Oktober 2025
Berita Lainnya
Transisi Energi Terbarukan di Indonesia: Dukungan Nyata Jadi Kunci Keberhasilan
- Kamis, 09 Oktober 2025
Pemerintah Serap Gula Petani Lumajang, Upaya Tingkatkan Pendapatan Petani Lokal
- Kamis, 09 Oktober 2025
Tren Global Energi Bersih: Dunia Gencar Gunakan Etanol untuk Kurangi Emisi
- Kamis, 09 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
3.
Sirup Batuk Beracun Tewaskan 20 Anak di India
- 09 Oktober 2025
4.
Jisoo BLACKPINK dan Zayn Malik Rilis Lagu Duet Balada
- 09 Oktober 2025
5.
Denmark Siapkan Larangan Media Sosial Anak di Bawah 15 Tahun
- 09 Oktober 2025