
JAKARTA - Indonesia menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah yang mencapai sekitar 35 juta ton setiap tahunnya.
Sayangnya, lebih dari 61 persen dari jumlah tersebut belum terkelola dengan baik, sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada saat ini bahkan sudah melebihi kapasitas, sementara lahan untuk TPA baru semakin sulit diperoleh.
Selain itu, TPA juga menyumbang emisi gas metana yang cukup signifikan, yaitu sekitar 2-3 persen dari total emisi nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia saat ini memerlukan solusi yang lebih inovatif dan berkelanjutan.
Baca JugaGenerasi Muda Beralih Investasi ke Emas Digital Amankan Masa Depan
Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi
Menanggapi permasalahan tersebut, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi (Waste to Energy) pada hari Selasa, 30 September 2025.
Rapat ini merupakan wadah penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta mitra strategis dari berbagai sektor dalam rangka percepatan pengembangan teknologi pengolah sampah menjadi energi listrik.
Dalam rapat yang digelar pagi hari tersebut, hadir sejumlah tokoh penting yang menunjukkan komitmen kuat terhadap proyek ini. Di antaranya CEO Danantara, Rosan Roeslani Chief Operating Officer (COO), Dony Oskaria; Chief Investment Officer (CIO), Pandu Sjahrir serta Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.
Selain itu, turut hadir rombongan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta perwakilan pemerintah daerah yang terlibat dalam pengelolaan sampah.
Tidak kalah penting, PT PLN (Persero) sebagai BUMN strategis juga ikut serta dalam pertemuan ini, menandakan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menyukseskan program pengolahan sampah menjadi energi.
Fokus Diskusi: Solusi dan Kolaborasi
Rapat koordinasi ini memusatkan pembahasan pada tiga aspek utama, yakni solusi teknis, tantangan yang harus dihadapi, serta model kolaborasi antar berbagai pihak.
Dalam hal solusi, fokusnya adalah pada teknologi Waste to Energy yang diyakini mampu mengubah sampah menjadi sumber energi listrik yang ramah lingkungan dan efisien.
Tantangan yang menjadi pembahasan utama meliputi pendanaan proyek, regulasi yang mendukung pengembangan teknologi ini, serta edukasi dan partisipasi masyarakat agar proses pengelolaan sampah dapat berjalan efektif.
Selain itu, perlunya sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal kebijakan dan pelaksanaan program juga menjadi topik penting.
Fakta Permasalahan Sampah di Indonesia
Sampah yang tidak terkelola dengan baik tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dari total produksi sampah nasional yang mencapai 35 juta ton per tahun, sebanyak 61 persen atau sekitar 21,35 juta ton tidak mendapat pengelolaan yang memadai.
Akibatnya, sampah menumpuk di TPA yang kapasitasnya sudah penuh dan tidak mampu menampung sampah baru secara berkelanjutan.
Selain itu, TPA merupakan sumber utama emisi gas metana, yang merupakan gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global jauh lebih besar dibandingkan karbon dioksida.
Emisi gas metana dari TPA ini diperkirakan menyumbang antara 2 hingga 3 persen dari total emisi nasional, yang memperburuk kondisi perubahan iklim dan pemanasan global.
Pentingnya Waste to Energy dalam Pengelolaan Sampah
Solusi Waste to Energy atau pengolahan sampah menjadi energi listrik menawarkan pendekatan yang berkelanjutan dan multifungsi.
Dengan teknologi ini, sampah yang selama ini menjadi beban lingkungan dapat diolah menjadi energi yang bermanfaat, sehingga tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA tetapi juga menghasilkan listrik sebagai sumber energi alternatif.
Implementasi teknologi WTE juga mendukung target pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca serta mendukung transisi menuju energi bersih dan hijau.
Dengan mengoptimalkan sampah sebagai sumber energi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Sinergi dan Kolaborasi Pemerintah dan Mitra Strategis
Pelaksanaan proyek pengolah sampah menjadi energi ini memerlukan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak. BPI Danantara berperan sebagai badan pengelola investasi yang menghubungkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta perusahaan-perusahaan strategis seperti PLN.
Kolaborasi ini menjadi sangat penting agar program pengelolaan sampah ini berjalan sesuai dengan standar teknis, tepat waktu, dan berkelanjutan.
Monitoring dan evaluasi proyek secara rutin juga menjadi kunci keberhasilan agar setiap tahapan pelaksanaan dapat dipastikan sesuai dengan rencana.
Selain itu, penyesuaian jadwal kerja di lapangan juga dilakukan agar proyek dapat selesai tepat waktu dan segera memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Bersih dan Sehat
Rapat koordinasi nasional ini menjadi momen penting untuk menegaskan kembali komitmen semua pihak dalam menangani persoalan sampah nasional.
Dengan sinergi yang kuat dan penerapan teknologi inovatif seperti Waste to Energy, Indonesia diharapkan mampu mengatasi krisis sampah sekaligus memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
Keberhasilan proyek ini juga akan menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta dapat menciptakan solusi yang berdampak positif secara luas, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengelolaan sampah yang buruk selama ini telah menjadi salah satu masalah besar yang mengancam kualitas hidup dan lingkungan di Indonesia.
Melalui Rapat Koordinasi Nasional yang diselenggarakan oleh BPI Danantara pada 30 September 2025, langkah penting diambil untuk mempercepat pengembangan teknologi pengolah sampah menjadi energi listrik.
Dengan dukungan berbagai kementerian, pemerintah daerah, dan mitra strategis, diharapkan program Waste to Energy ini dapat segera terealisasi secara luas. Tidak hanya mampu mengurangi volume sampah, tetapi juga menyediakan energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kolaborasi dan komitmen bersama menjadi kunci sukses mewujudkan visi tersebut demi masa depan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berenergi hijau.

Sindi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Detail Spesifikasi Lengkap Huawei MatePad 11.5 dan Fitur Unggulannya
- Selasa, 30 September 2025
Berita Lainnya
Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang dan Padaleunyi Lewat Pemeliharaan
- Selasa, 30 September 2025
Jasa Marga Kebut Perbaikan Tujuh Gerbang Tol Dalam Kota Rampung Oktober
- Selasa, 30 September 2025
Terpopuler
1.
ESDM Desak Shell Cs Rutin Beli BBM dari Pertamina
- 30 September 2025
2.
Strategi Sukses Mega Proyek Perikanan Rp72 Triliun Versi Pakar
- 30 September 2025
3.
Subsidi Energi 2024: Pemerintah Klaim Lunas, DPR Beda Data
- 30 September 2025
4.
Subsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
- 30 September 2025
5.
Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah
- 30 September 2025