
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (29/9/2025) berpotensi bergerak variatif, karena pelaku pasar akan mencermati sejumlah data ekonomi domestik yang akan dirilis sepanjang minggu ini.
IHSG dibuka menguat 14,45 poin atau 0,18 persen ke posisi 8.137,69, sementara indeks LQ45 yang mewakili 45 saham unggulan, naik 1,90 poin atau 0,24 persen ke posisi 804,35.
Kendati ada ketidakpastian terkait potensi penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS), pelaku pasar tampak tetap fokus pada prospek pertumbuhan sektor teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI), serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap pasar global.
Baca Juga
Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya menyebutkan bahwa pasar masih lebih mencermati perkembangan domestik yang lebih dekat.
Data Ekonomi Domestik Jadi Sorotan Pasar
Minggu ini, pelaku pasar akan mencermati beberapa rilis data ekonomi domestik yang penting. Salah satunya adalah data inflasi dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur untuk bulan September 2025, yang dipandang sebagai indikator penting untuk melihat kekuatan ekonomi Indonesia.
Selain itu, neraca perdagangan untuk periode Agustus 2025 juga akan menjadi perhatian utama, karena bisa memberikan gambaran lebih dalam tentang keseimbangan perdagangan Indonesia dengan negara lain.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa fundamental ekonomi domestik Indonesia tetap solid, dengan prospek rupiah yang berpeluang menguat lebih jauh.
Purbaya menekankan bahwa dengan kondisi yang stabil ini, Indonesia dapat terus melanjutkan pertumbuhannya meskipun tantangan ekonomi global terus berubah.
Program Pemerintah untuk Peningkatan Ekonomi
Di sisi domestik, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026 yang akan dianggarkan sebesar Rp335 triliun.
Program ini diyakini dapat memacu perputaran ekonomi yang lebih besar, dengan dampak yang melibatkan petani dan masyarakat secara langsung, serta dapat meningkatkan distribusi ekonomi di seluruh daerah Indonesia.
Dengan melibatkan sektor pertanian dan masyarakat lokal, program ini akan berkontribusi pada pemerataan ekonomi, sekaligus memberikan peluang bagi banyak sektor untuk tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian negara.
Hal ini diharapkan dapat memberikan efek positif bagi pasar dan mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
MK Batalkan UU Tapera, Implikasinya pada Ekonomi
Selain itu, Mahkamah Konstitusi (MK) baru saja memutuskan bahwa Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bertentangan dengan UUD 1945. Keputusan ini memberikan waktu maksimal dua tahun untuk menata ulang undang-undang tersebut.
MK menyatakan bahwa beberapa pasal dalam undang-undang ini menimbulkan ketidakpastian hukum dan perlakuan yang dianggap diskriminatif.
Keputusan ini berpotensi mempengaruhi sektor perumahan dan tabungan perumahan rakyat, yang bisa berdampak pada sektor yang lebih luas, termasuk pasar saham dan sektor ekonomi terkait lainnya.
Pasar akan memantau apakah pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah untuk menyesuaikan kebijakan dan menghindari ketidakpastian lebih lanjut.
Ketegangan Anggaran Pemerintah AS dan Dampaknya
Di luar negeri, ketegangan mengenai anggaran di Kongres AS masih terus menjadi perhatian, karena berisiko menyebabkan shutdown pemerintah mulai 1 Oktober 2025. Meskipun demikian, banyak pelaku pasar yang menilai dampak langsung dari penutupan ini terhadap laba perusahaan akan minim, berdasarkan data historis.
Shutdown ini lebih dilihat sebagai ancaman jangka pendek yang bisa mengganggu kestabilan ekonomi AS, tetapi tidak langsung mempengaruhi pasar saham dalam waktu lama.
Perbedaan Pandangan di The Fed Menambah Ketidakpastian Pasar
Meskipun risiko shutdown AS menjadi perhatian, pelaku pasar juga menunggu pandangan lebih lanjut dari The Fed terkait kebijakan moneter. Beberapa pejabat The Fed memberikan pandangan beragam mengenai kebijakan suku bunga.
Beberapa mendukung kebijakan ketat untuk menekan inflasi, sementara yang lain membuka peluang penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
CME FedWatch memperkirakan ada peluang 89 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya. Jika ini terjadi, hal tersebut akan memberikan dorongan bagi pasar saham global, termasuk IHSG.
Kinerja Bursa Saham Global yang Positif
Di sisi lain, bursa saham global menunjukkan kinerja yang positif. Pada perdagangan Senin (29/9), bursa saham Eropa menguat, dengan indeks Euro Stoxx 50 naik 0,14 persen, indeks FTSE 100 Inggris naik 0,16 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,02 persen, dan indeks CAC Prancis naik 0,13 persen.
Bursa saham AS di Wall Street juga mencatatkan penguatan, di antaranya indeks S&P 500 yang naik 0,26 persen, indeks Nasdaq naik 0,44 persen, dan Dow Jones yang naik 0,15 persen. Keberhasilan ini memberikan optimisme di pasar global, yang diharapkan bisa memberikan dorongan positif bagi pergerakan IHSG.
Bursa Saham Asia Bergerak Variatif
Sementara itu, di bursa saham Asia, pergerakan saham menunjukkan tren yang lebih variatif. Indeks Nikkei Jepang melemah 0,16 persen, sedangkan indeks Shanghai China menguat 0,24 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,11 persen, sementara indeks Strait Times Singapura menguat 0,22 persen. Pergerakan bursa saham Asia ini mencerminkan ketidakpastian yang masih ada di pasar, meskipun ada beberapa optimisme terkait kebijakan moneter dan ekonomi global.
Kesimpulan: IHSG Berpotensi Variatif, Data Ekonomi Jadi Kunci
IHSG pada hari ini berpotensi bergerak variatif, dipengaruhi oleh berbagai faktor domestik dan global. Meskipun ada ketidakpastian terkait shutdown pemerintah AS, pelaku pasar tetap fokus pada perkembangan ekonomi domestik, termasuk data inflasi, PMI, dan neraca perdagangan Indonesia.
Keputusan-keputusan strategis seperti program pemerintah untuk memperkuat sektor pertanian dan perumahan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan pasar saham Indonesia.
Dengan data ekonomi domestik yang stabil dan ketegangan politik di luar negeri, IHSG diperkirakan akan mencermati perkembangan lebih lanjut dan bergerak mengikuti dinamika pasar yang terus berubah.

Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Detail Spesifikasi Lengkap Huawei MatePad 11.5 dan Fitur Unggulannya
- Selasa, 30 September 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
ESDM Desak Shell Cs Rutin Beli BBM dari Pertamina
- 30 September 2025
2.
Strategi Sukses Mega Proyek Perikanan Rp72 Triliun Versi Pakar
- 30 September 2025
3.
Subsidi Energi 2024: Pemerintah Klaim Lunas, DPR Beda Data
- 30 September 2025
4.
Subsidi Energi 2025 Belum Tepat Sasaran, Menkeu Siapkan Transformasi
- 30 September 2025
5.
Harga CPO Turun Tertekan Minyak Nabati dan Minyak Mentah
- 30 September 2025